Hindari Membeli Produk Deodorant Yang Mengandung 5 Bahan Kimia Ini

Hampir semua orang sudah mengenal produk sakti ini, deodorant sekarang ini memiliki banyak variasi untuk pria, wanita bahkan anak anak. Banyak orang yang menggunakan deodorant bukan hanya untuk membuat badan lebih harum, tapi juga sebagai anti-keringat (atau anti perisperant) terutama bagi mereka yang beraktifitas di luar ruangan. Deodorant sendiri ada yang berupa roll on, stick, dan spray, namun fungsinya tetap sama yaitu membuat ketiak tidak bau. Bahkan ada beberapa deodorant yang tidak hanya sebagai anti perisperant, tapi juga bisa membuat warna ketiak lebih cerah dan lain sebagainya.

Dari sekian banyak produk deodorant yang beredar dipasaran, biasanya saat hendak membeli kita hanya akan melihat fungsinya, seperti apa wanginya, dan kemudian harga. Masih jarang dijumpai konsumen yang meneliti kandungan yang ada didalam produk deodorant tersebut. Padahal ada beberapa jenis senyawa terlarang yang terkadang masih ada pada beberapa produk deodorant. Berikut ini 5 jenis bahan kimia yang tidak boleh ada dalam produk deodorant.

1. Aluminium

Aluminium adalah salah satu bahan logam yang juga dapat menghambat munculnya keringat yang berlebihan. Cara kerjanya adalah menutup pori pori kulit, sehingga keringat tidak keluar. Banyak yang berspekulasi bahwa jika seseorang terlalu lama terpapar senyawa ini, maka dapat berpotensi menyebabkan kanker payudara bagi wanita. Risiko lain yang muncul adalah dapat menyebabkan Alzheimer. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa, aluminium pada produk deodorant umumnya tidak diserap 100% oleh tubuh, hanya sepersepuluh persen dan sisanya akan hilang saat mandi dan menguap.

Sebagai informasi tambahan, risiko terkena kanker payudara serta Alzheimer biasanya disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat maupun faktor genetik, bukan oleh penggunaan deodoran beraluminium semata. Namun, jika hal tersebut cukup mengkhawatirkan, Anda dapat memilih deodoran bebas alumunium.

2. Paraben

Paraben adalah salah satu senyawa yang merupakan golongan dari pengawet sintesis. Menurut rumor yang beredar, zat kimia tersebut juga dapat menimbulkan kanker payudara. Paraben tidak hanya berasal dari penggunaan deodoran, melainkan produk kosmetik juga mengandung paraben. Sampai saat ini, paraben pada deodoran maupun kosmetik masih belum terbukti dapat membahayakan kesehatan tubuh. Menurut Peraturan Kepala BPOM No: HK.00.05.42.1018BPOM, penggunaan paraben dalam produk kosmetik diperkenankan dengan kadar maksimum 0,4 persen untuk ester tunggal serta 0,8 persen untuk ester campuran. Meski bahaya penggunaan paraben pada deodoran tidak terbukti secara medis, ada baiknya untuk menghindari produk yang mengandung paraben.

3. Propylene glycol

Propylene glycol adalah bahan kimia lainnya yang juga sering digunakan pada produk anti-perisperant. Propylene glycol ini bentuknya seperti minyak, sehingga sering digunakan untuk melembutkan tekstur dari produk deodorant, terutama yang berbentuk roll on atau stick. Penggunakan bahan ini pada produk deodorant membantu produsen untuk mendapatkan tampilan produk yang licin dan berkilau sehingga lebih mudah untuk diaplikasikan pada kulit.
Sejumlah penelitian mengungkapkan, jika tubuh terpapar senyawa ini dalam jumlah besar bisa menimbulkan resiko kerusakan sistem saraf pusat, hati dan jantung.

4. Phthalate

Selain propylene ada juga senyawa phthalate. Phthalate ini memiliki 12 macam yang sering ditemukan didalam produk kosmetik, parfum, produk perawatan tubuh hingga bahan – bahan medis. Teksture phthalate ini mirip dengan propylene, berbentuk cairan kental seperti minyak goreng, tidak berwarna dan tidak mudah menguap. Phthalate digunakan dalam deodorant untuk membantu melarutkan bahan lain dalam deodorant agar tercipta tekstur yang rata dan halus. Seperti halnya propylene, phthalate juga sangat berbahaya bagi tubuh jika terlalu sering terpapar. Bagi ibu hamil yang memiliki kadar phthalate tinggi, maka janin akan beresiko lahir cacat.

5. Triclosan

Satu lagi yaitu triclosan. Triclosan adalah bahan kimia yang umum terkadung dalam produk deodorant komersial. Triclosan sering dijumpai pada sabun anti bakteri, tisu basah, gel sanitizer, dll. Triclosan digunakan umumnya sebagai pembunuh bakteri yang dalam produk deodorant berarti memperkuat kerja produk dalam menghilangkan bau ketiak. Di beberapa negara maju, triclosan sudah menjadi zat yang sangat dilarang penggunaannya untuk produk manusia karena tergolong pestisida yang mungkin juga termasuk pada karsinogen. Di Indonesia sendiri belum ada aturan tentang penggunaan triclosan pada produk yang dikonsumsi manusia. Padahal, jika tubuh terlalu sering terpapar zat ini, bisa membuat kulit menjadi kering dan sensitif, meningkatkan resiko gangguan hormon dan juga gangguan otot.

Demikianlah 5 jenis senyawa kimia yang harus kita hindari saat membeli produk deodorant. Saat ini banyak produk yang sudah bebas dari 5 jenis senyawa kimia tersebut, walaupun harganya lebih mahal. Namun, untuk keselamatan dan kesehatan tubuh kita kenapa tidak merogoh kocek agak dalam. Semoga artikel ini memberi manfaat bagi anda dalam memilih produk deodorant yang hendak anda beli.

Referensi :
http://www.hukumonline.com/
http://www.alodokter.com/
http://www.hellosehat.com/