Ide Membangun Komunikasi dengan Anak yang Merantau

Dahulu merantau identik dengan para pekerja yang mencari kehidupan yang lebih baik di tempat yang jauh dari asalnya. Kini, seiring kemajuan peradaban manusia, pendidikan juga menjadi salah satu alasan untuk merantau. Jika dulu merantau dihalangi oleh sulitnya memberi kabar, maka kini merantau yang jaraknya ratusan bahkan ribuan kilometer jauhnya bisa didekatkan oleh adanya fasilitas komunikasi yang canggih. Benar-benar tidak ada lagi hal yang harus dikhawatirkan dalam sebuah proses merantau kecuali cara mengontrol komunikasi itu sendiri.

Kadang pernyataan yang dilontarkan orangtua saat menelepon anak terkesan baku dan itu-itu saja. Lalu bagaimana cara terbaik untuk menjaga komunikasi dengan anak yang sedang merantau di kota lain untuk menghindari komunikasi yang terkesan kaku? Simak tips berikut ini.

Mengirimkan Doa dan Mengajak Anak untuk Beribadah

Jadwal pendidikan anak yang padat tidak boleh menjadi pagar yang membatasi ibadahnya dengan Tuhan Yang Maha Kuasa. Mengirimkan pesan untuk ajakan beribadah atau sekadar mengirimkan pesan berupa ayat-ayat suci via ponsel akan membangun hubungan yang erat antara orangtua dan anak. Daripada sekadar menanyakan apakah anak sudah makan atau belum, bagaimana dengan nilainya, hanya akan dijawab dengan ucapan ya atau tidak. Cara ini bisa ditiru oleh orangtua yang anaknya sedang merantau, agar anak tidak melupakan tugas utamanya sebagai umat beragama. Arti pentingnya adalah membangun kepercayaan dalam diri anak bahwa orangtuanya tetap peduli pada keadaannya meskipun levelnya sudah mendekati usia dewasa.

Haruskah Anak Merantau untuk Pendidikan?

Mencari Tahu Informasi Terkini Tentang Sekolah Anak dan Lingkungannya

Sumber: mds-bos.com

Melalui media sosial berbasis internet maupun televisi, kita bisa mengetahui segala hal yang terjadi diluar lingkungan sekitar. Sebagai orangtua juga bisa mendapat informasi terkini tentang daerah atau lokasi tempat anak sedang merantau untuk menuntut ilmu.

Gunakanlah fasilitas tersebut dengan cermat dan secara kontinu. Agar anak yang sedang merantau turut merasakan bahwa dia senantiasa dikontrol oleh orangtuanya, meskipun tidak melalui sambungan telepon secara langsung dengannya. Isu dan informasi yang sedang terjadi di lingkungan sekitar anak bisa dijadikan salah satu bahan pembicaraan yang disampaikan oleh orangtua.

Miliki Informasi Tentang Teman-Teman Anak Disekitarnya

Semasa menjalani pendidikan sebelum merantau (ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi), biasanya anak memiliki teman dekat. Jika kebetulan mereka tidak berada pada satu lokasi perantauan, informasi tentang teman dari anak akan menjadi salah satu wacana yang menarik perhatian anak.

Jika dalam satu kesempatan tertentu ada kerabat yang anaknya berteman baik dengan anak kita, ada baiknya untuk saling bertukar informasi tentang kondisi terkini pendidikan atau pekerjaannya. Hal ini akan berdampak positif untuk anak yang sedang merantau, misalnya dia tidak memiliki waktu untuk membangun komunikasi lagi dengan teman lamanya karena sudah memiliki teman baru.

Mencari Informasi Tempat Wisata dan Kuliner Di Lokasi Sekitar Pendidikan Anak

Sumber: pexels.com

Biasanya para perantau, setelah mengetahui alur transportasi yang ada di kota tempatnya merantau, tujuan selanjutnya adalah mencari tempat wisata. Hal ini bisa dimanfaatkan oleh orangtua sebagai ide komunikasi yang menarik dengan anak.

Melalui bantuan internet, orangtua bisa mencari tahu lebih dulu informasi tentang daerah wisata maupun kuliner yang bisa dijangkau dengan mudah di sekitar lokasi tempat tinggal anak. Hal ini diharapkan dapat membantu anak memiliki referensi terkait tempat wisata yang bisa dia kunjungi. Selain itu, rasa percaya diri anak akan semakin meningkat karena merasa didukung oleh orangtuanya untuk melakukan aktivitas wisata selain tanggungjawab belajarnya.

Bertukar Foto dan Video

Sumber: unsplash.com

Biasanya, masakan ibu adalah hal yang paling dirindukan oleh anak-anaknya. Dengan sering mengirimkan foto hasil masakan sang ibu, bisa dijadikan salah satu topik pembicaraan, apalagi jika masakan yang dibuat ibunya adalah masakan kesukaan sang anak. Hal ini akan membuat rasa rindunya terhadap rumah menjadi semakin kuat. Anak akan memiliki sugesti sendiri untuk menelepon ibunya tanpa diberi komando, hanya untuk sekedar menanyakan ibunya memasak masakan apa untuk makan siang hari ini.

Usia Terbaik Untuk Melepas Anak Merantau

Selain foto, video kegiatan yang paling diminati anak juga bisa dijadikan pancingan untuk berkomunikasi. Misalnya video ayahnya yang memberi makan binatang peliharaan sang anak, atau video mencuci sepeda motor milik anak. Kegiatan seperti ini perlu dilakukan agar anak tetap merasa bahwa kehadirannya selalu dirindukan.

Sudah pernah ada yang mencoba mempraktikan salah satu dari tips di atas? Mari bagi komentar positifnya di bawah, agar menjadi referensi bagi para orangtua yang saat ini mungkin sedang khawatir akan kondisi anaknya yang sedang dalam perantauan. Semoga bermanfaat.