Nuniek Tirta, Inspiring Personality

Saya kebetulan baca artikel tentang Nuniek Tirta, 10 detik, 1 menit, eh sampe 30 menit, saya malah makin tertarik mengenal pribadi yang satu ini. Saking tertariknya, saya ngajak dia ketemuan. (Dibawah ini adalah artikel yang saya baca waktu itu:)

Apa sih yang menarik dari seorang “Nuniek Tirta”??  Saat saya pertama ketemu, saya liat, dia sangat humble dan apa adanya. Tanpa sadar kita jadi ngobrol berjam-jam kaya temen deket. Padahal that’s our first time ketemu lho. Saya benar-benar kagum dengan Nuniek secara pribadi, bukan  hanya sebagai istri Chief Technology Officer (Direktur Teknologi) sebuah perusahaan di Jakarta.

Dia bicara bahwa banyak orang yang meletakkan ‘harga diri’nya pada ‘harga barang’ yang dimilikinya. Jadi makin mahal & branded barang-barangnya, makin percaya diri, makin tinggi ‘harga diri’nya. Wah, mulai terasa value seorang Nuniek nih..

Nuniek dan Tas non branded
Tutiek menunjukkan tas non branded yg dia bawa

Dia melanjutkan lagi, ada orang yang nanya apa gak malu sebagai istri direktur pake baju murah. Nuniek menjawab “Kalo dibalik, gak malu?” (maksudnya bukan istri direktur, tapi pakai baju mahal). Jadi standar “malu” orang itu bukan di karakter atau kepribadian seseorang, seperti malu korupsi, malu bertindak sewenang-wenang, namun lebih ke malu pake baju murah, malu pake tas gak branded dll dll.  Kali ini saya bener-bener merasa dekat dengannya bukan karena kenal lama, tapi karena kesamaan nilai-nilai yang kami percayai.  Kata-kata Nuniek yang saya catat “We buy the fashion, not the fashion buy us”. Setujuuu, Nuniek.

Saya pun menjelaskan tentang nilai-nilai para co-founders  kami saat merintis startup Hemat.id  dimana kami tidak mau mencetak orang-orang yang shopaholic, kami tidak mengangkat konsumerisme, gaya hidup yang berlebihan, hedon, yang hanya mengikuti keinginan daging semata. Kami justru sebaliknya, ingin memfasilitasi orang-orang yang bergaya hidup hemat, berpikir dahulu sebelum membeli, membandingkan dulu & menghitung anggaran dulu sebelum memutuskan membeli barang-barang.

Kami ingin membantu keluarga-keluarga berhemat sehingga dapat menyisihkan uang untuk menabung bukan menjerat orang-orang untuk belanja sebanyak mungkin & semahal mungkin walau gaji tak cukup sehingga terpaksa mencicil.

Tapi saya masih penasaran, bagaimana sih Nuniek bisa punya nilai-nilai seperti itu? pembicaraan selanjutnya akhirnya menjawab keingintahuan saya. Nuniek ternyata memang “deep”, kepribadiannya yang kuat, influencer, lahir dari self discovery nya beberapa tahun yang lalu, saat Nuniek jatuh sakit karena stress berlebihan. Dia selalu ingin berkarya, selalu ingin melakukan lebih, namun semuanya itu tak dibarengi dengan kedamaian diri. Tahun 2014, itulah titik balik seorang Nuniek, saat dia akhirnya sembuh setelah melalui ‘journey to peace of mind’, katanya. Kunci dari self healingnya adalah “gratitude”, bersyukur, self awareness, tau kekurangan dan kelebihan diri sendiri, bisa menerima kekurangan diri sendiri, mampu mengampuni.

Bagi Nuniek, founder dari “Komunitas Startup Lokal” ini, sosial media adalah jembatan untuk kita ‘connect’ dengan dunia luar, menunjukkan’self actualization’. Sebagai blogger aktif, wanita yang berkenalan dengan sang suami dari dunia blogger ini, bilang bahwa seorang blogger harus mempunyai social responsibility untuk mempengaruhi dunia dengan nilai-nilai yang positif.

Bravo Nuniek Tirta!!

Nuniek Tirta, istri Direktur yang sederhana