Peritel Dunia Bangkrut? Jadi Apa Tren Ritel di Masa Depan?

Di media massa baru-baru ini kita baca banyak peritel internasional yang sudah mengajukan perlindungan kebangkrutan, memecat ribuan pegawai dan menutup ratusan gerai di seluruh dunia. (Sumber : Retailers file for Bankcruptcy Protection in 2017)

Sebenarnya apa yang sedang terjadi? Selain dari kondisi perekonomian, saya tertarik untuk menyoroti dari segi perkembangan teknologi. Satu dekade yang lalu, peritel online, belum dianggap serius kehadirannya, dianggap sebagai pelengkap usaha ritel konvensional besar. Peritel besar masing-masing secara terpisah membuat aplikasi sendiri, sistem reward sendiri, keanggotaan sendiri, online delivery sendiri. Berhasilkah mereka?

Perkembangan pesat belanja online yang menembus batas-batas antar negara, budaya, usia, antar brand, yang didukung oleh sistem delivery dan pembayaran yang mumpuni, dibarengi dengan perkembangan luar biasa jumlah pengguna smartphone dan ketersediaan broadband internet bahkan di negara-negara berkembang, menghasilkan fenomena baru yang mencengangkan dunia.

Sekarang orang sudah tidak memandang sebelah mata lagi, peritel online. Kini nampaknya jaman sudah berubah. Pelaku-pelaku industri dipaksa berubah atau bangkrut karena konsumen mereka sudah berubah perilaku dan kebutuhannya. Konsumen semakin kritis, semakin pintar untuk membandingkan value for money untuk barang-barang kebutuhan mereka, semakin menuntut efisiensi sejak pemilihan barang, pembayaran hingga barang diantar ke rumah mereka. Konsumen adalah orang-orang yang sibuk, tidak punya banyak waktu untuk pergi berbelanja, membandingkan harga dari satu toko ke toko lain, enggan mencari parkir di mall yang penuh sesak dan membayar parkir yang kian mahal.

Saya melihat tren berbelanja yang berbeda akan muncul di masa depan, tidak lama lagi, bahkan sekarang pun sudah dimulai.

Tren pertama adalah peritel yang menyasar kaum menengah ke bawah. Peritel-peritel ini jangan dipandang sebelah mata karena konsumen mereka adalah yang terbanyak di jagad ini. Dalam hukum Bilangan Besar, Rp 1 pun jika dikalikan dengan Bilangan Besar, hasilnya luar biasa besar.  Tren ini adalah yang terbanyak dilakukan para startup teknologi ritel yang sekarang mendulang sukses besar, diantaranya Amazon.com, Walmart.com, Alibaba.com dll. (Sumber: World’s Largest Retailers 2017)

Di sini peritel menyediakan banyak sekali macam barang dari berbagai supplier tanpa harus punya gudang besar, tanpa harus punya stok barang, tanpa harus menyewa toko di mal, tanpa harus membayar pramuniaga toko. Dengan efisiensi sebesar ini, peritel dapat menekan harga jual, lebih konsentrasi menata katalog produk di website, memilih supplier yang andal, mengatur sistem pembayaran dan delivery yang terpercaya.

ecommerce.png

Konsumen pun menikmati harga   lebih murah, dapat membandingkan dahulu peritel maupun barang yang satu dengan yang lain, membeli sesuai anggaran dengan berbagai cara pembayaran, bahkan dapat mencicil dengan kartu kredit, bunga 0% selama beberapa bulan. Pembeli tidak perlu mengeluarkan uang transportasi untuk ke mal, berjubel di parkiran mal dan membayar parkir per jam yang mahal. Bahkan pembeli yang tidak puas dijamin dengan fasilitas pengembalian uang dan barang. Wow rasanya ini benar-benar sesuai banget dengan profil konsumen di segmen ini yang benar-benar mau berhemat dengan anggaran terbatas, waktu terbatas. Maka tak heran jika peritel-peritel ini mampu merebut hati para konsumen dalam waktu yang terbilang singkat.

Tren kedua adalah peritel yang menyasar kaum menengah ke atas. Konsumen di level ini mampu membayar lebih, mementingkan kualitas, mengerti brand, cermat, tahu benar apa yang mereka butuhkan, minta dilayani dengan ramah, pintar dan tidak bertele-tele. Mereka menginginkan kenyamanan berbelanja, shopping experience yang sophisticated dan eksklusif. Untuk membeli tas kulit berharga mahal, konsumen masih mau ke mal demi memastikan warna, tekstur dan model yang diinginkan, memadu padankan nya dengan baju, scarf, sepatu dll.3060587_IP001.20171023-1DX_0450--view-of-St-Collins-lane-2.jpg

Maka peritel-peritel di segmen ini harus didukung oleh inovasi teknologi canggih. Teknologi bahkan bisa dimulai dari pemilihan posisi parkir kendaraan melalui smartphone sebelum customer tiba di lokasi, pemilihan produk dengan layar touchscreen lebar hingga pembayaran yang dapat dilakukan di mana saja tanpa harus antri ke kasir karena pramuniaga dilengkapi mobile point of sales device. Salah satu contohnya adalah Debenham yang menarik diri dari Indonesia namun membuka mal canggih di Melbourne Oktober 2017 ini. Gerai pertama Debenham ini seluas 3600 m2 di St Collins Lane mall,  Collins Street. ( Debenham Opens in Melbourne Oct 2017)

Tren ketiga adalah branding store, yang  sebenarnya merupakan solusi yang menjembatani antara efisiensi yang dilakukan di tren pertama dengan keinginan konsumen untuk melihat, memadupadankan dan memastikan barang yang dijual sesuai dengan apa yang diharapkan, tapi masih dengan harga yang murah. Disini para produsen yang mau menang berkompetisi dari pesaing, sebaiknya mempunyai anggaran untuk membuat branding store, selain beriklan. Produsen menyewa tempat di mal hanya sebagai showroom, branding dan menyediakan beberapa orang di sana untuk menjelaskan ragam produk, keunggulan dan kegunaannya. Showroom tidak perlu besar, tidak menyimpan stok barang dan tidak menjual apapun. Konsumen yang berminat membeli akan diarahkan untuk memesan online. Branding store ini sangat diperlukan khususnya untuk barang-barang yang harganya lumayan  dan memang perlu ada penjelasan lebih dari produsen, seperti coffee maker, kitchen set, sanitair dll.

Apa masih ada lagi? saya yakin banyak tren-tren baru yang akan bermunculan. Anda juga mau berbagi ide? Silakan comment ya….

 

Joyce Cahyani, co-founder Hemat.id

 

Summary
Peritel Dunia Bangkrut? Jadi Apa Tren Ritel di Masa Depan?
Article Name
Peritel Dunia Bangkrut? Jadi Apa Tren Ritel di Masa Depan?
Description
Melihat banyaknya peritel dunia yang bangkrut, menunjukan perubahan drastis perilaku dan kebutuhan konsumen. Jadi seperti apa tren ritel di masa depan? Semua dikupas disini
Author
Publisher Name
www.hemat.id
Publisher Logo