Siap Hadapi Masalah dengan Data

Mungkin tidak banyak diantara kita yang bekerja dengan data. Hal ini disebabkan karena pembatasan makna data hanya terpaku pada deretan angka yang diolah sedemikian rupa dengan tools atau alat olah data seperti Microsoft Excel, SQL dan program pengolahan data lainnya. Lebih sempit lagi, data dianggap bukanlah milik semua orang, yaitu hanya disematkan pada mereka yang bekerja di belakang perangkat komputer, para pekerja kantoran atau bahkan hanya untuk para peneliti yang sedang merumuskan sebuah teori.

Dilansir dari Wikipedia, data itu sendiri dituliskan sebagai kumpulan dari fakta atau dapat berupa catatan. Namun benarkah data tidak bersinggungan langsung dengan kehidupan kita sehari-hari jika kita tidak bekerja di belakang komputer atau seperti yang telah disebutkan sebelumnya? Coba simak informasi berikut bagaimana data bekerja untuk membantu persoalan sehari-hari kita.

Data adalah Kebiasaan yang Nyata

Person Leaning On Wooden Table
sumber: pexels.com

Karena pengertian data itu sendiri mencakup catatan yang dikumpulkan, tentu data tersebut berisi fakta-fakta. Fakta itu sendiri bisa jadi bagian dari keseharian kita atau sekedar catatan yang kita tuliskan untuk menyimpulkan sesuatu hal.

Sebenarnya kita dikelilingi oleh data. Makanan yang kita sukai dan sering kita makan adalah kesimpulan dari data bahwa kita selalu memesan makanan yang sama lebih dari satu kali atau bahkan dalam setiap kesempatan kita selalu memesan makanan tersebut. Secara singkat data dapat disimpulkan sebagai kebiasaan yang nyata dalam keseharian kita, yang secara sadar atau tidak sadar, telah membentuk kita menjadi seseorang dengan pola atau konsep yang sama.

Data Membantu Memberi Informasi Terkait Pengambilan Keputusan

man holding photo
Sumber: unsplash.com

Bagaimana jika kita data dikaitkan dengan persoalan sehari-hari? Tanpa menimbulkan kesan plin-plan, data sangatlah membantu, apalagi jika dihadapkan dengan kondisi bertemu klien bisnis. Terlihat sederhana, namun kepastian dalam menentukan keputusan dengan cepat adalah salah satu trik untuk menarik lawan interaksi, karena Anda telah menciptakan kesan tegas dalam waktu singkat.

Data Selalu Mengalami Perkembangan

White and Black Checkered Brick Toys Stacked on Top of Each Other Forming Ladder
Sumber: pexels.com

Bayangkan dalam sebuah situasi Anda sedang mengalami masalah tekanan pekerjaan. Tentu otak Anda akan memproses bagaimana bisa masalah tersebut terjadi. Anda akan mulai membayangkan orang-orang yang terkait di dalamnya. Atasan, rekan kerja, tipe pekerjaan itu sendiri, bahkan sampai pada kondisi dan waktunya tentu akan otomatis dianalisa oleh otak Anda.

Lebih lanjut daripada itu, Anda akan seperti mengingat kembali pola yang sama yang pernah Anda alami sebelumnya. Hal ini akan memberi inspirasi bagi Anda untuk menghemat waktu dalam menyelesaikan masalah. Karena pada faktanya, data menunjukkan bahwa Anda pernah berada pada posisi tersebut. Entah itu dengan kesalahan dalam pelaksanaannya atau tidak, data memberitahu bahwa Anda memiliki potensi untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Mungkin butuh sedikit improvisasi dalam pelaksanaannya dimana orang-orang yang terkait bisa saja sudah berbeda. Namun data tetaplah dibutuhkan sebagai perbandingan untuk menguatkan keyakinan bahwa Anda bisa menyelesaikan masalah tersebut dengan nyaman. Hasil akhirnya tentu sebuah pelajaran yang berguna untuk masa depan. Dari data tersebut Anda bisa mengolah kembali, mana saja yang baik untuk diteruskan pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari, mana yang harus dikembangkan dan mana yang harus ditinggalkan.

Data itu Reusable

Accounting, Report, Credit Card, Payment
Sumber: pixabay.com

Apapun profesi Anda, baik ibu rumah tangga, suami yang bekerja, anak yang sedang sekolah atau kuliah Anda pasti terlibat dengan data dalam keseharian. Contoh sebagai seorang ibu rumah tangga, untuk mengisi dapur dan menyiapkan makanan bagi seluruh anggota keluarga, sadarkah Anda bahwa data itu terlibat?

Dalam membuat anggaran belanja apapun itu (keperluan dapur mingguan, keperluan rumah tangga bulanan sampai kepada kebutuhan sekolah dan pendidikan anak), Anda pasti membuat daftar. Daftar tersebut berisi barang yang harus dibeli beserta jumlahnya. Mungkin tidak direpresentasikan dalam kertas, namun pikiran akan memprosesnya sebagai sebuah daftar berisi jenis barang dan angka yang menunjukkan jumlahnya.

Faktanya lagi, kegiatan ini terjadi berulang-ulang secara periodik dalam waktu mingguan, bulanan bahkan tahunan. Disinilah prinsip data bekerja. Memiliki sifat reusable atau dapat digunakan kembali, data yang Anda coba aplikasikan dalam kegiatan belanja. Misal dalam membuat daftar barang yang harus dibeli, berikut jumlah yang dibutuhkan, maka akan berguna dalam belanja selanjutnya.

Anda bisa memotong anggaran untuk jenis makanan yang kebanyakan anggota keluarga tidak terlalu menyukainya. Bisa menentukan jumlah yang tepat untuk membeli kebutuhan rumah tangga lainnya. Lebih lanjut, Anda juga bisa memperhitungkan level prioritas kebutuhan pembelian barang.

Sudahkah Anda menjadi tipe orang yang menggunakan data dalam penyelesaian masalah dalam keseharian Anda? Jika belum, mulailah dengan membuat data atas masalah dan keinginan yang ingin Anda capai dan selesaikan. Lihatlah bedanya pada hasil akhirnya. Anda akan menghemat waktu dan pikiran dalam penyelesaian masalah itu sendiri. Bagi yang sudah membuktikannya, mari berbagi di kolom komentar ya.