Bahan Panci yang Aman untuk Membuat MPASI

Setelah melewati fase menyusui yang cukup challenging untuk beberapa orang (saya sih lebih tepatnya hehe), maka fase berikutnya dalam pengasuhan bayi yang akan dilalui adalah masa MPASI. Untuk beberapa orang yang sudah melewatinya, fase MPASI lumayan terasa seperti tes mental sih, iya nggak Bunda? Tapi memang menjalani apapun tanpa memiliki ilmunya akan membuat prosesnya menjadi sulit. Saya juga setelah belajar di banyak kelas holistik, perlahan tapi pasti dengan izin-Nya anak saya berhasil memperbaiki proses makannya. Nah dalam pemberian MPASI ini ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan salah satunya adalah panci untuk memasak MPASInya. Yuk kita bahas bersama.

Baca juga : Ketahui 7 Hal Penting Ini Sebelum Memberikan MPASI pada Anak

Kriteria panci yang aman untuk MPASI

Saat membuat MPASI biasanya peralatan masak yang sangat penting kita miliki adalah panci. Yang paling umum digunakan untuk MPASI biasanya jenis panci susu (sauce pan) yang memiliki kapasitas 1 liter. Anda bisa menemukan berbagai alat masak MPASI dengan bentuk yang cantik di pasaran. Tapi tentunya ada beberapa kriteria panci yang aman untuk MPASI ya Bunda, bukan hanya sedap dipandang mata. Kriteria panci MPASI yang aman ada beberapa poin yaitu :

  1. Bahan panci yang aman untuk kesehatan anak. Sebaiknya pilih panci dengan tutup ya agar saat memasak nutrisi tidak banyak yang hilang dengan cara ditutup.
  2. Mudah dibersihkan karena panci akan dipakai setiap hari dan kebersihannya harus terjaga dengan baik.
  3. Tahan lama. Semakin awet panci artinya semakin bagus bahan yang digunakan dan tidak berisiko mengontaminasi makanan.
  4. Ramah lingkungan. Syarat ini lebih ke kepedulian kita terhadap lingkungan ya Bun. Proses pembuatan ataupun limbah panci yang dihasilkan sebaiknya tidak mencemari alam sekitar kita. Panci yang ramah lingkungan juga biasanya menggunakan bahan yang aman untuk kesehatan.
sumber gambar : dokumentasi pribadi by Nanda

Baca juga : Rekomendasi Alat Masak yang Aman untuk Kesehatan

a. Bahan panci yang sebaiknya dihindari

Anda pasti bisa menemukan berbagai jenis bahan panci di pasaran. Namun demi keamanan makanan yang bersentuhan langsung dengan panci, sebaiknya hindari beberapa jenis bahan panci ini ya Bunda. Beberapa bahan panci yang sebaiknya Anda hindari adalah :

  1. Panci yang mengandung PFAS dan turunannya. Bahan ini termasuk dalam golongan persistent organic pollutants alias bahan yang nggak bisa di detoks dari tubuh jika kita terpapar. Bahan ini bisa merusak kesehatan bahkan hingga ke tingkat gen.
  2. Panci aluminium yang berisiko logam aluminium larut dan menumpuk pada ginjal serta masuk ke peredaran darah. Efek jangka panjangnya bisa menyebabkan kerusakan saraf.
  3. Panci tembaga karena jika memasak dengan bahan yang pH nya asam, partikel tembaga yang terlepas akan berada di atas ambang batas.

b. Pilihan bahan panci yang aman untuk membuat MPASI

MPASI yang biasanya kita siapkan untuk awal proses MPASI berupa bubur atau pure. Maka salah satu panci yang wajib ada adalah sauce pan. Tapi Anda bisa membuatnya dengan panci apa saja selama Bunda nyaman dan aman dalam proses memasaknya. Biar Bunda semua tidak bingung, yuk kita list pilihan bahan panci apa saja yang aman untuk membuat MPASI. 

a. Panci stainless steel

Stainless steel sudah menjadi rekomendasi panci yang aman dari dokter atau praktisi kesehatan mana pun. Dikenal aman dengan suhu memasak yang tinggi dan tidak merilis zat kimia beracun saat dipakai. Sebagai tim hemat, pilihan panci satu set biasanya sangat menggiurkan untuk saya. Contohnya panci set OXONE ECO COOKWARE SET OX-933. Sauce pan bisa didedikasikan untuk panci MPASI anak dan set lainnya bisa banget dijadikan peralatan perang untuk dapur Anda. Hemat dan praktis.

b. Panci cast iron

Sumber gambar: carousel

Pilihan panci lainnya adalah panci berbahan cast iron. Panci ini bisa banget dijadikan pilihan panci yang aman untuk MPASI si kecil. Kekurangan panci ini adalah proses perawatannya yang agak sulit. Harus langsung dicuci dan dikeringkan setelah dipakai ya Bun, agar tidak karatan. Tapi makanan yang dimasak dengan panci cast iron biasanya matang dengan sempurna dan rasanya enak sekali.

c. Panci keramik

Panci keramik sudah terkenal sebagai panci untuk membuat bubur ataupun sup. Panci keramik biasanya mudah digunakan dan mudah dibersihkan. Rekomendasi panci keramik warna pastel ini cantik sekali untuk menemani momen MPASI anak ya Bun. Dilengkapi handle silicone tahan panas dengan motif kayu jadi membuat panci ini terlihat sangat estetik. Satu set panci ini adalah CRIO PANCI SET CERAMIC COLLECTION. Panci ini bisa digunakan untuk semua jenis kompor dan kerennya tutup panci ini terbuat dari keramik dengan desain “delicious recycle system” yang menjaga nutrisi agar maksimal.

d. Panci granite

Pilihan panci lainnya adalah panci granite. Panci granite ini sebenarnya termasuk panci anti lengket dengan klaim non-PFOA dan non-PTFE dengan 4 lapisan granite. Panci ini mudah digunakan dan dibersihkan sehingga cocok untuk membuat MPASI anak Anda. Contoh panci granite adalah CYPRUZ WHITE GRANITE SERIES SAUCE PAN. Size-nya cuma 16 cm aja jadi pas untuk ukuran MPASI bayi serta mudah disimpan.

e. Panci marble

Rekomendasi bahan panci terakhir adalah panci marble. Panci ini mirip dengan panci granite yang merupakan panci anti lengket. Pilihan panci marble yang bisa Anda gunakan untuk MPASI anak adalah CYPRUZ MARBLE SAUCE PAN SN-0211. Panci ini dibuat dengan 3 lapisan marble dengan size 16cm. Menggunakan lapisan induksi bottom yang bisa untuk semua jenis kompor. 

Cara membuat MPASI menggunakan panci

Membuat MPASI dengan panci bisa dilakukan dalam waktu kurang lebih 30 menit saja. Bagian yang paling ribet dari memasak adalah preparasi bahan, setuju ya Bunda? So, untuk menyiasatinya, siapkan bahan sejak malam hari untuk membuat MPASI pagi harinya. Di bawah ini saya akan share 3 resep MPASI sederhana yang bisa dimasak dengan menggunakan panci.

a. Bubur hati sapi

Resep ini menggunakan hati sapi sebagai sumber protein hewani. Hati yang umum digunakan biasanya hati ayam, tapi resep kali ini menggunakan hati sapi sebagai variasi menu. Hati adalah sumber protein hewani yang kaya nutrisi. Beberapa anak tidak menyukai baunya, tapi saya akan memberikan cara untuk meng-hack hati sapi agar tidak terlalu bau saat dikonsumsi.

Bahan yang diperlukan :

  • 2 buah ubi ungu
  • 1 potong hati sapi
  • 2 buah lemon
  • daun kelor secukupnya
  • 1 jar kaldu sapi

Cara membuat :

  1. Saat malam hari, kupas dan potong ubi ungu berbentuk dadu kecil, simpan di kulkas.
  2. Cincang halus hati sapi lalu rendam dengan air lemon, simpan di kulkas.
  3. Pagi harinya, campur potongan ubi, daun kelor, kaldu sapi dan cincangan hati sapi yang sudah ditiriskan air lemonnya ke dalam panci, tutup.
  4. Masak hingga empuk dengan api kecil dan jangan lupa untuk sesekali mengaduk makanan agar matang sempurna dan tidak gosong.
  5. Saring hingga bertekstur seperti bubur.
  6. Sajikan selagi hangat.

b. Bubur udang wortel

Menu MPASI kedua yang bisa Anda buat dengan panci adalah bubur udang wortel. Udang sebagai protein hewani, wortel sebagai sumber sayuran dan butter sebagai tambahan lemak sehat. Dijamin si kecil suka sih dengan perpaduan ini.

Bahan yang diperlukan :

  • 2 buah kentang
  • 1 mangkok udang kupas cincang
  • 1 buah wortel dicacah
  • 1 potong salted butter
  • 1 jar kaldu udang/ikan

Cara membuat :

  1. Kupas dan potong kentang berbentuk dadu kecil.
  2. Campur potongan kentang, wortel, kaldu udang, butter dan cincangan udang ke dalam panci, tutup.
  3. Masak hingga empuk dengan api kecil dan jangan lupa untuk sesekali mengaduk makanan agar matang sempurna dan tidak gosong.
  4. Saring hingga bertekstur seperti bubur.
  5. Sajikan selagi hangat.

c. Bubur ayam kembang kol

Sumber gambar: Freepik

Menu kali ini menggunakan kembang kol sebagai sumber karbohidrat. Jadi kembang kol yang digunakan dinaikkan porsinya. Mengingat arahan WHO untuk mengurangi asupan karbohidrat yang bersumber dari pati. Ghee ditambahkan sebagai sumber lemak sehat, bisa juga diganti dengan minyak kelapa.

Bahan yang diperlukan :

  • Setengah mangkok beras yang sudah direndam minimal 2 jam
  • 1 mangkok daging ayam cincang
  • 1 mangkok kembang kol cincang
  • Seledri cincang secukupnya
  • 2 sdm ghee
  • 1 jar kaldu ayam

Cara membuat :

  1. Campur beras, kembang kol, seledri, kaldu ayam, ghee dan cincangan ayam ke dalam panci, tutup.
  2. Masak hingga empuk dengan api kecil dan jangan lupa untuk sesekali mengaduk makanan agar matang sempurna dan tidak gosong.
  3. Saring hingga bertekstur seperti bubur.
  4. Sajikan selagi hangat.

Simple sekali ya proses memasak dengan menggunakan panci ini. Selama bahan-bahan sudah disiapkan sebelumnya, proses memasaknya akan sat set aja. Anda juga bisa memasukkan bubur ini ke dalam jar kaca kecil, lalu menyimpannya di freezer untuk kemudian dihangatkan kembali saat anak akan mengkonsumsinya. Jadi nggak harus setiap anak makan kita memasak MPASInya.

Kelebihan dan kekurangan membuat MPASI dengan menggunakan panci

Apapun alat masaknya tentu ada plus minus yang mengikutinya. Kelebihan dari membuat MPASI dengan menggunakan panci adalah Anda bisa menggunakan panci apa saja di dapur Anda sehingga Anda tidak harus membeli panci baru. Harga panci terjangkau dan mudah didapat. Proses memasaknya juga cenderung gampang tinggal cemplung-cemplung aja bahannya dan bisa digunakan untuk menumis atau menggoreng juga. Kalau kekurangan membuat MPASI dengan panci adalah nggak bisa ditinggal seperti memasak MPASI dengan menggunakan slow cooker. Anda harus sesekali mengaduk masakan agar matang sempurna dan tidak gosong sebagian. 

Alternatif alat masak untuk membuat MPASI

Sumber gambar: goodhousekeeping

Kalau ditanya alternatif alat masak tentu jawaban saya slow cooker ya. Saya termasuk tipikal ibu-ibu yang nggak suka lama-lama di depan kompor. Dengan slow cooker saya hanya perlu memasukkan bahan makanan ke dalamnya, atur metode memasak, atur waktunya, siap ditinggal dan selesai dengan sendirinya. Kandungan gizi terjamin karena tidak menggunakan suhu tinggi. Tapi slow cooker tentunya memiliki kekurangan yaitu mahal, tidak bisa untuk memasak saat terburu-buru dan biasanya hanya untuk membuat makanan berupa sop dan bubur.

MPASI menurut WHO

Jika Anda ikut kelas tentang kesehatan holistik, panduan untuk memberikan MPASI adalah saat gigi susu pertama anak muncul. Gigi pertama yang muncul menandakan kesiapan lambung untuk mencerna makanan lain selain ASI. Namun jika patokan MPASI yang Ayah Bunda pakai adalah WHO, ada kabar gembira untuk kita semua. Menjelang akhir tahun ini World Health Organization (WHO) merilis aturan MPASI yang baru untuk anak umur 6-23 bulan dan sebagian besarnya mirip dengan apa yang saya pelajari di kelas-kelas holistik, yey senang sekali!

Tentunya yang perlu kita perhatikan saat memberi MPASI adalah kesiapan anak ya Bun. Memberi MPASI bukan karena kita “merasa” anak butuh makanan tambahan tapi saat pencernaan anak memang sudah mampu mencernanya. Seperti yang kita tahu, ASI adalah saripati nutrisi yang mana anak bahkan nggak butuh effort untuk mencernanya. Sedangkan makanan lain selain ASI butuh kemampuan cerna yang lebih advance untuk mencernanya. Jika pencernaan anak belum ready, bukankah malah akan memunculkan masalah baru?

Panduan pemberian MPASI terbaru menurut WHO

Menurut WHO, proses pemberian MPASI adalah proses pemberian makanan tambahan ketika ASI ataupun susu formula sudah tidak mencukupi kebutuhan bayi usia 6-23 bulan. Prinsip saya jika ASI melimpah dan berkualitas, tumbuh kembang anak sesuai grafik tumbuh kembang, nggak ada salahnya menunggu memberikan MPASI saat gigi pertama anak muncul. Nah di bawah ini adalah beberapa aturan yang berubah tentang pemberian MPASI menurut WHO :

  1. Melanjutkan pemberian ASI hingga umur 2 tahun atau lebih. Studi menunjukkan anak yang mengonsumsi ASI hingga usia 2 tahun atau lebih memiliki risiko diare dan infeksi saluran pernapasan lebih rendah. 
  2. Pada anak yang tidak mengonsumsi ASI usia satu tahun ke atas, hanya dianjurkan mengonsumsi susu binatang murni. Bukan susu formula atau susu UHT, tapi fresh milk atau raw milk.
  3. Dianjurkan mengonsumsi protein hewani setiap hari. Boleh diganti protein nabati jika kurang cocok tapi ditekankan untuk mengonsumsi protein hewani.
  4. Mengurangi konsumsi makanan pokok kaya pati seperti nasi, kentang, tepung-tepungan dan mie. Karena apa? Karena minim nutrisi sementara kapasitas perut anak kecil jadi dia membutuhkan asupan padat nutrisi biarpun jumlahnya nggak banyak.
  5. Hindari makanan olahan atau ultra processed food karena tinggi gula, garam dan lemak jahat.
  6. Hindari minuman manis dan kurangi konsumsi jus buah biarpun 100% buah karena gula pada buah itu adalah jenis gula yang gampang menaikkan kadar gula darah. 

Baca juga : Lakukan 5 Hal Ini Agar Air Susu Ibu (ASI) Lebih Banyak

Kesimpulan

So, sudah memutuskan akan memasak MPASI untuk si kecil dengan panci berbahan apa Bun? Saya pribadi lebih suka menggunakan panci stainless steel karena saya menghindari panci anti lengket jenis apapun. Perlu diingat semua cookware memiliki masa pakai ya Bunda. Masa pakainya tergantung dari kebiasaan saat memakainya. Saran saya, jika ada goresan, penyok, lapisan anti lengket terkelupas atau kerusakan lainnya, jangan ragu untuk segera mengganti panci Anda. Pastikan juga Anda tidak menggunakan api yang terlalu besar saat memasak karena akan merusak nutrisi pada makanan. Selamat memasuki fase per-MPASI-an. Semoga dimudahkan dan dilancarkan prosesnya ya.

Sumber :

  1. who.int
  2. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/33551099/
  3. sitn.hms.harvard.edu