Efek Kurang Piknik Pada Ibu Rumah Tangga dan Tips Mengatasinya

Istilah “Kurang Piknik” adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan seorang ibu rumah tangga yang bisa dibilang uring-uringan. Stress pada ibu rumah tangga tidak hanya dikarenakan lelah secara fisik, karena lelah fisik bisa diobati dengan istirahat tapi lelah secara emosi dan pikiranlah yang sulit, apalagi jika lingkungan keluarga seperti suami yang tidak mendukung atau sudah terlalu sibuk dengan pekerjaan di rumah dan saat di rumah terkadang “lupa” akan kebutuhan istri yang juga butuh “libur” untuk dirinya.

Ada sebuah study yang dilakukan di tahun 2012 oleh Universitas Akron yang dilakukan peneliti yang bernama Adrianne Frech dan Sarah Damaske menemukan bahwa seorang ibu yang bekerja penuh dilaporkan mempunyai kesehatan secara fisik dan mental yang lebih baik dari pada ibu yang bekerja paruh waktu dirumah. Jika dalam dunia pekerjaan jika anda merasa stress dengan pekerjaan anda, anda bisa mengajukan surat mengundurkan diri dan mencari pekerjaan baru, tapi sebagai seorang ibu rumah tangga anda tidak bisa melakukan itu.

Salah satu penyebab utama ibu rumah tangga menjadi stres adalah sebenarnya harapan si ibu yang ingin mempunyai keluarga yang sempurna. Rumah yang selalu bersih, suami yang bahagia, anak-anak yang pintar, kreative, dan sopan. Semua harapan itu akan menjadi pemicu stress jika anda merasa anda belum bisa mencapainya. 

Bahkan seringkali suami salah mengartikan kalau istri terlalu menuntut dan tidak mengerti dengan kondisi suami yang sudah capek. Hampir semua ibu rumah tangga pasti pernah merasakan ini, karena walau sudah diberikan kenyamanan dan kelengkapan di rumah perasaan itu masih tetap ada hal ini dikarenakan banyak faktor dan salah satunya adalah bosan dengan rutinitas sehari-hari dan jika tidak cepat-cepat diatasi maka akan berakibat sebagai berikut :

1. Anak-anak Menjadi Korban

Sumber : Google Image

Anak-anak adalah subjek yang paling rentan dan subjek yang paling sering jadi korban jika bundanya mengalami stress, Bunda akan lebih cepat terpancing emosi nya bahkan untuk sesuatu hal yang sepeleh, jika itu sudah terjadi cepat-cepatlah bunda menghindari anak-anak anda, mintalah waktu ke anak-anak agar bunda bisa menenangkan pikiran tapi dengan catatan pastikan anak-anak berada di tempat yang aman dan masih bisa terpantau.

2. Suasana rumah yang tidak menyenangkan

Berdasarkan pengalaman pribadi saya sebagai seorang ibu rumah tangga jika kondisi saya dalam keadaan happy yang merasa kondisi apapun akan bisa saya bikin jadi menyenangkan jadi suasana rumah akan selalu dalam suasana menyenangkan walaupun cucian piring menggunung, baju belum disetrika, anak-anak membuat rumah berantakan, jika saya dalam kondisi secara emosi stabil semua hal-hal itu bisa saya lihat sebagai suatu hal yang tidak menjengkelkan atau membuat saya hilang semangat karena kondisi saya yang sudah merasa dipenuhi kebutuhan yang bahkan diberikan reward oleh suami saya akan menjalankan semua kegiatan rutinitas yang membosankan mencari hal yang menyenangkan untuk dilakukan jika bahagia, rumah pun menjadi seperti surga.

3. Bom Waktu

Seorang ibu yang sudah terkena penyakit stress dan merasa depresi akan membuat membuat ibu menjadi bom waktu yang setiap saat bisa meledak.

4. Penyesalan

Jika bunda sudah merasa menyesal atau punya pikiran bahwa bunda telah memilih pendamping yang salah adalah salah satu indikasi bahwa bunda sudah terkena penyakit kurang “piknik”.

5. Marah ke siapa saja

Bunda akan cepat sekali terpancing emosinya, jika biasanya bunda adalah pribadi yang sabar maka jika bunda sudah mulai depresi makan bunda akan lebih gampang marah untuk hal yang biasanya bunda bisa mengendalikan dan ke siapa pun bukan hanya ke keluarga saja.

Tapi ada cara untuk bisa mengurangi tingkat stress pada ibu rumah tangga, yaitu :

1. Mencari kesibukan yang menghasilkan

Sudah banyak pekerjaan paruh waktu yang bisa dilakukan dirumah dengan mengandalkan koneksi internet, seperti berjualan baju, makanan dan menjadi freelancer yang pekerjanya membuat artikel, penterjemah dan sebagainya. Bunda tinggal mencari pekerjaan yang cocok dengan keahlian dan minat bunda dan bunda tetap bisa menjaga anak dan menghasilkan disaat yang bersamaan.

2. Belajar memberikan tugas ke orang lain

Mulailah belajar mendelegasikan tugas rumah tangga sederhana ke anak yang sudah bisa di arahkan, misal menyapu, mengepel, membersihkan kamar, membereskan mainan dan mencuci piring.

3. Menemani anak pergi ke taman bermain atau tempat bermain lainnya

Ada manfaat lain yang bunda bisa dapatkan dengan mengajak anak-anak bunda ke taman bermain atau ke tempat bermain, selain membuat anak-anak bisa menyalurkan energi mereka bunda pun bisa berinteraksi dengan bunda-bunda lain dan menghasilkan teman ‘senasib’.

4. Berdamailah dengan kekacauan

Saya pribadi punya prinsip, rumah boleh berantakan seharian asal menjelang sore rumah harus dalam keadaan bersih karena sore menjelang malam suami saya biasanya pulang kerja, walau biasanya anak-anak akan mengeluarkan mainan mereka lagi dan mengajak papa mereka bermain dan rumah jadi berantakan kembali tidak akan jadi masalah karena suami sudah melihat rumah dalam keadaan tidy sepulang kerja dan jika berantakan lagi tidak akan jadi masalah, setidaknya dia tahu bahwa rumah dalam keadaan bersih.

5. Jadikan kebutuhan pribadi bunda ke urutan pertama

Dulu yang saya pikirkan pertama kali jika saya memegang uang adalah baju anak, mainan anak, lalu baju atau perlengkapan suami baru saya akan memikirkan apa yang saya inginkan. Sekarang saya ubah pola pikir saya menjadi apa yang saya inginkan terlebih dahulu, baru kebutuhan anak dan suami. Perawatan diri dan kesehatan mental yang positif adalah kunci untuk menjadikan ibu rumah tangga yang bahagia. Keuntungan dari kebahagiaan bunda adalah rumah yang nyaman dan anak-anak yang bahagia juga.

6. Ingatlah perasaan stress akan berlalu

Setiap ibu rumah tangga pasti pernah merasakan stress, ada yang bisa mengatasinya dan ada juga yang malah tenggelam dengan rasa frustasinya dan berdampak negatif pada dirinya sendiri dan keluarganya terutama anak-anaknya, kita tidak bisa menghindari stress walau sekuat apapun kita mencoba. Karena manusia ada batasannya sendiri-sendiri, jadi hadapi rasa stress anda dan mulailah mencari solusi yang sesuai untuk anda. Ungkapkan perasaan anda ke suami agar suami juga mengerti situasi yang anda hadapi, dan buatlah mereka mengerti adalah fase ini pasti akan terjadi dan pasti juga akan berlalu.

Mintalah suami dan keluarga lain mendukung anda jika anda ingin “break” sebentar dengan situasi yang memicu stress anda semakin parah, menjauhi dari anak-anak bukanlah suatu keegoisan seorang ibu. Tapi seorang ibu juga manusia yang ingin punya “space” nya sendiri untuk menenangkan pikiran dan membuat dirinya relax agar bisa memberikan yang terbaik untuk anak dan keluarganya.

 

Sumber :

  1. https://parenting.blogs.nytimes.com/2012/08/23/full-time-work-means-better-health-for-mothers/?_php=true&_type=blogs&_r=1