Mana Yang Lebih Baik? Popok Kain Atau Popok Sekali Pakai

Popok adalah barang wajib untuk bunda yang baru mempunyai bayi, biasanya popok pertama kali yang diperkenalkan adalah popok kain. Karena popok kain cenderung lebih nyaman dan tidak khawatir membuat kulit bayi alergi, tapi sekarang bayi yang baru lahir pun sudah dipakaikan popok sekali pakai. Karena dari segi kepraktisan dan apalagi sekarang sudah banyak merk diapers sekali pakai yang mengeluaran size New Born.

Tapi walau sudah ada popok sekali pakai masih banyak bunda-bunda yang tetap memilih memakai popok kain dan alasan utama mereka adalah aman untuk kulit bayi dan hemat, tapi kalau membicarakan lingkungan mungkin baik popok kain maupun popok sekali pakai sama memberikan kontribusi negatif ke lingkungan. Walau tetap pemakaian popok sekali pakai lebih memberikan pengaruh negatif ke lingkungan dibanding popok kain tetapi popok kain pun memberikan limbah sabun bekas pencucian popok kain, apalagi popok kain pastinya dicuci setiap hari.

Baca juga : Cara Mengatasi Ruam Popok Pada Bayi

Pilihan Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Berdasarkan pengalaman pribadi saya yang pemakai popok kain dan popok sekali pakai, memang jika kita memakai popok kain tidak ada lagi yang namanya kehabisan popok, berburu harga murah popok murah, dan berhadapan dengan ruam di kulit bayi. Tapi kebutuhan akan kepraktisan mendorong saya untuk tetap memakai popok sekali pakai, apalagi saat saya berpergian. Popok sekali pakai adalah barang yang wajib dibawa untuk anak saya dari umur 1-3 tahun. Saya beruntung anak saya sudah terlatih potty training dari umur 2,5 tahun, walau tetap jika berpergian saya pakaikan popok sekali pakai, dan di umur 3 jalan 4 tahun anak saya sudah bebas dari popok sekali pakai.

Mendapatkan popok sekali pakai yang cocok adalah perjalanan yang kurang menyenangkan buat saya dan terutama anak saya, anak saya harus melewati beberapa kali mengalami ruam popok. Merk terkenal tidak menjadi jaminan anak pasti tidak mengalami ruam popok, karena ini kembali ke kondisi kulit bayi dan ketelatenan sang ibu dalam mengganti popok tiap 4 jam sekali lalu  memberikan ‘nafas ‘ kekulit bayi sebentar sebelum memakaikan bayi popok yang baru. Tapi dengan menggunakan popok kain walau jarak waktu penggantian jadi lebih singkat sekitar 2-3 jam sekali dan tergantung volume air seni bayi tapi dari segi harga per satu popok kain tetap juara karena popok kain tinggal dicuci dan bisa digunakan kembali.

Untuk bunda yang berburu popok sekali pakai bisa memeriksa harga promo termurahnya di hemat.id, bunda bisa membandingkan harga-harga promo termurah di semua supermarket dan mini market. Atau bunda bisa memeriksa harga promo murah di salah satu supermarket dan mini market favorite bunda.

Sejarah Popok Sekali Pakai

Pada tahun 1956, di Procter & Gamble seorang peneliti bernama Victor Mills mempunyai rencana untuk mengubah popok kain cucu yang baru lahir. Jadi dia menugaskan sesama peneliti di P & G Divisi Eksplorasi di Miami Valley, Ohio mencari cara untuk membuat popok sekali pakai yang lebih baik. Pampers diperkenalkan pada tahun 1961. Mereka diciptakan oleh para peneliti di P & G termasuk Vic Mills dan Norma Lueders Baker. Nama “Pampers” diciptakan oleh Alfred Goldman, Direktur Kreatif di Benton & Bowles, agen iklan pertama untuk merk itu

 Popok yang pertama kali di buat berukuran besar dan berat, terdiri dari bubur bulu dengan lembaran atas rayon, polietilen backsheet. Pada tahun 1966 Pampers meluncurkan ‘Wingfold’ desain dan dari tahun 1969 mulai di buat “ukuran ketiga”. Pada saat ini Pampers telah menjadi merek nasional di Amerika Serikat. P & G menggantikan desain pin-on dengan perekat pada tahun 1971. Balita dan ukuran bayi prematur juga diperkenalkan. Pada tahun 1973, P & G mengembangkan elasticized gussets tunggal dan ganda di sekitar wilayah kaki dan pinggang agar lebih pas tapi air seni atau tinja belum bisa terserap. Bahkan, paten pertama untuk penggunaan ukuran ganda di popok adalah pada tahun 1973 oleh P & G.Pada tahun 1982 Pampers memperkenalkan popok dengan lipatan bersayap yang elastis dengan kaki yang di rapatkan dan perekat yang merupakan persilangan antara desain awal 1960-an dan bentuk jam pasir modern, sebuah fitur yang pertama kali diperkenalkan pada Luvs pada tahun 1976 dan berkembang menjadi standar industri pada tahun 1985.

Pada tahun 1986, popok tipis dibuat dengan bahan gel penyerap diperkenalkan. Hal ini membuat penurunan berat rata-rata ukuran popok khas menengah sebesar 50%. Pada tahun 1987 Pampers dan Huggies memperkenalkan sistem tape frontal yang memungkinkan posisi pita yang dapat dibuka tanpa merobek popok. Pada 1990-an Pampers memperkenalkan popok tipis dikenal sebagai Ultra Tipis dan Kering.

Sejarah Popok Kain

Menurut The Diaper Jungle, pada zaman kuno dulu, bayi menggunakan popok berbahan dasar kulit binatang dan sumber daya alam lainnya untuk melingungi kulit di bagian pusar, pinggang, sedangkan bangsa Eskimo menggunakan bahan dasar kulit kelinci yang hangat untuk melindungi bayi-bayi mereka. Pada tahun 1800, popok kain berbahan katun mulai dikembangkan dengan model dan desain yang lebih bervariasi yang dilengkapi dengan pin dan kancing sebagai pengunci agar tidak lepas.

Di abad ke 20, ibu-ibu yang memiliki bayi menggunakan katun yang sebelumnya direbus di dalam air mendidih untuk digunakan sebagai popok si Kecil. Pada tahun inilah, orang tua yang memiliki bayi mulai memahami pentingnya. Di Indonesia, saat teknologi industri belum mengalami kemajuan seperti saat ini, banyak Bunda yang menjahit popok kain sendiri untuk buah hati.

Kegiatan menjahit tak jarang digunakan untuk mengisi waktu luang selama kehamilan pada jaman dulu, namun rasanya akan sangat jarang menemukan ibu-ibu yang masih menjahit popok untuk bayinya, karena popok kain sudah banyak sekali dijual, memiliki macam-macam bahan pilihan, motif dan bentuk-bentuk yang berbeda dengan harga yang terjangkau. Bahkan tidak jarang popok bayi jadi barang yang turun menurun diwariskan dari kakak ke adiknya atau sumbangan dari keluarga terdekat. Karena pemakaiannya yang cenderung singkat.

Tapi popok kain buatan industri tetap dilirik oleh ibu-ibu, karena kemajuan teknologi meningkatkan kualitas popok kain melalui pemilihan bahan yang semakin berkualitas dan desain yang semakin disempuranakan. Clodi adalah singkatan dari Cloth Diaper yang artinya adalah popok kain yang pada akhir tahun 1990-an dan awal tahun  2000 mulai banyak didirikannya pabrik besar yang memproduksi popok kain. Dan perusahaan Motherease adalah salah satu perusahaan besar yang didirikan dan mulai menjual popok kain di seluruh Kanada dan Amerika Serikat.

Selanjutnya popok kain mengalami banyak inovasi yang terus menerus yang mempermudah para orangtua dan menjadi pilihan bagi yang peduli akan isu-isu lingkungan hidup.

Saya mencoba merangkum kelebihan dan kekurangan dari popok kain dan popok sekali pakai, rangkumannya sebagai berikut :

Kelebihan popok sekali pakai :

  • Ada ukuran travel size yg isi nya 1 dan harganya cukup murah sekitar Rp. 2000 – Rp. 2.500
  • Bisa diganti dimana saja
  • Tinggal dibuang
  • Mudah ditemukan dimana saja
  • Jika berpergian jauh, biasanya bisa menyediakan 2-3 pc diapers. Tergantung jarak ya.

Kelebihan popok kain :

  • Ramah lingkungan
  • Tidak membuat iritasi pada bayi
  • Tidak memakai bahan kimia
  • Untuk anak umur 3-4 tahun menjadi lebih mau potty training karena ada perasaan tidak nyaman karena celananya yang basah, lama-kelamaan mereka akan lebih mau ke toilet dari pada harus pipis di clodi
  • Dapat dicuci dan dipakai berulang-ulang kali
  • Karena bahannya yang dari kain, kulit bayi jadi lebih bisa bernafas dan keringat bayi terserap oleh kainnya
  • Variasi Motif yang menarik

Kekurangan popok sekali pakai :

popok sekali pakai meme
sumber : google image
  • Tidak Ramah Lingkungan
  • Rawan pemakaian bahan kimia
  • Bisa membuat bayi alergi
  • Terkadang membuat bayi atau anak tidak nyaman
  • Membuat anak menjadi tidak terlatih untuk toilet training
  • Jika sudah terkena pup harus segera di ganti

Kekurangan popok kain :

  • Harga beli cenderung agak mahal, untuk satu popok kain berkualitas harganya sekitar Rp. 70.000 – Rp. 90.000
  • Tidak praktis jika dipakai diluar rumah, karena akan bocor jika sudah kena pipis sebanyak 2x
  • Jika terkena Pup, harus segera di cuci karena akan meninggalkan bekas yang susah dihilangkan
  • Hanya dijual di tempat khusus bayi atau online

Semua keputusan akan kembali lagi ke tangan orang tua bayi, karena orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anak-anak. Orang tua sudah sangat dimanjakan dengan banyaknya pilihan baik popok kain maupun dari popok sekali pakai, yang dari segi kualitas dan harga semakin baik dan bersaing.

Untuk bunda-bunda yang punya pengalaman yang sama atau ingin berbagi pengalamannya seputar dunia popok silahkan tulis komentarnya di kolom komentar. Semoga tulisan ini bermanfaat dan terima kasih

Sumber :

  1. https://en.wikipedia.org/wiki/Pampers
  2. http://www.thenaturalbabyco.com/guides/cd-guide/disposable-vs-cloth.html
  3. http://www.katalogibu.com/perlengkapan-bayi/mengenal-popok-kain-jaman-dulu-dan-sekarang.html