Manfaat Anak Rajin Bersih-Bersih Rumah

Orang tua mana yang tidak bangga saat melihat anak-anak yang mau saat diajak untuk ikut membersihkan rumah atau sekedar sadar akan kewajibannya dalam membersihkan kamarnya sendiri. Tapi buat orang tua yang baru melek seperti saya, terkadang terbawa kebiasaan yang tidak memberikan tanggung jawab ke pada anak.

Terkadang saya terkukung oleh waktu yang selalu beranggap bahwa anak masih kecil atau saya yang selalu tidak sabaran melihat mereka saat sedang melakukan pekerjaan rumah yang terlihat lambat atau terlalu banyak tanya. Padahal anak dari umur 3 tahun pun sudah bisa diajak untuk bersih-bersih rumah walau hanya sebatas membuang sampah atau meletakkan mainannya pada tempatnya.

Padahal menurut Dr. Tamar Chansky, psikolog dan penulis beberapa buku termasuk “Freeing Your Child from Anxiety”, menunjuk pada sebuah penelitian yang diterbitkan oleh University of Minnesota, yang menemukan bahwa memberi anak-anak pekerjaan rumah tangga pada usia dini membantu membangun rasa penguasaan yang bertahan lama, tanggung jawab dan kemandirian. Penelitian yang diikuti lebih dari 80 anak sepanjang hidup mereka, menemukan bahwa anak-anak yang mulai melakukan pekerjaan rumah lebih awal (sekitar usia 3 atau 4 tahun) lebih mungkin untuk memiliki hubungan yang baik dengan teman dan keluarga, serta keberhasilan akademis dan akhirnya sukses dalam karir mereka, bila dibandingkan dengan mereka yang tidak melakukan pekerjaan rumah tangga di masa kecilnya.

Saat anak-anak mulai sekolah saya sangat terbantu apalagi kebetulan mereka bersekolah di sekolah IT yang banyak mengajarkan kebiasaan-kebiasaan baik ke anak-anak, salah satu contohnya mencuci piring sendiri setelah makan dan membersihkan mainan setelah bermain.

Sayangnya semenjak pembelajaran beralih ke online membuat kebiasaan-kebiasaan baik itu makin lama makin terkikis saat dirumah, karena kelemahan saya sebagai orang tua yang tidak bisa tegas terhadap anak. Padahal menurut penelitian yang dilakukan oleh Marty Rossmann, Professor Emeritus Pendidikan Keluarga, menunjukkan bahwa melibatkan anak dalam melakukan tugas-tugas rumah tangga sejak dini dapat berdampak positif kelak di kemudian hari.

Manfaat penting bagi anak-anak jika terbiasa melakukan pekerjaan rumah tangga

Semua orang pasti pernah merasakan, saat kecil kita sering sekali merasa kesal atau bahkan tidak suka saat diajak untuk melakukan pekerjaan rumah tangga oleh orang tuanya. Dulu kita mengerjakan pekerjaan ini dengan setengah hati atau bahkan meminta bayaran setelah mengerjakannya (tunjuk tangan?).

Tapi setelah kita dewasa, baik sudah menikah atau saat sudah tinggal sendiri, flashback di kala kecil saat diajak melakukan pekerjaan rumah tangga pasti terbesit, karena hal ini terjadi pada saya. Mama saya dulu suka sekali mengingatkan saya untuk selalu membersihkan kasur setelah bangun tidur, sekarang setiap kali bangun tidur saya pasti langsung membersihkan kamar saya sehingga membuat kamar selalu dalam keadaan rapi.

Karena itu saya ingin sekali anak-anak mulai terbiasa untuk mengerjakan pekerjaan rumah tanga agar jadi kebiasaan dan mendapatkan manfaat luar biasa lainnya yang akan sangat berguna saat mereka dewasa kelak :

sumber : https://olymplast.co.id/

1. Dapat bertahan hidup

Saat anak sudah terbiasa mengerjakan pekerjaan rumah tangga, kelak ketika anak sudah dewasa mereka akan dengan mudah untuk bertahan hidup secara mandiri tanpa terus bergantung kepada orang tua atau orang lain. Kemandirian ini akan membentuk karakter dan meningkatkan kemampuan anak untuk selalu bertanggung jawab untuk menyelesaikan suatu pekerjaan sampai selesai dan dengan hasil yang baik.

Jenis pekerjaan yang cocok adalah membersihkan mainan setelah bermain, Anda bisa menyiapkan wagon container Lion Star agar terlihat lebih rapi karena container ini tersedia dengan penutup dan mainan tidak sampai berserakan dan kamar jadi terlihat lebih rapi karena container ini dapat ditumpuk. Tapi 2-3 tumpukan saja agar tidak membahayakan anak saat mereka akan mengambil container.

Selain berupa box container, Anda juga bisa menyediakan Olymplast rak serbaguna yang terdapat 3, 4 dan 5 rak susun, yang nantinya di setiap tingakatan bisa dikategorikan berdasarkan jenis mainan. Rak ini berbahan dasar plastik polypropylene yang kuat dan kokoh. Ukurannya (PxLxT) : 29,5 x 36 x 54 cm dan berat 3.640 gram. Hal ini akan mengajarkan anak cara untuk mengatur barang pribadinya atau saat mereka sudah bekerja nantinya.

 

Sumber : Freepik.com

2. Kedekatan dengan orang tua, saudara dan anggota keluarga lainnya

Saya senang sekali setiap kali melihat anak-anak terlihat akur, apalagi dapat bekerjasama dalam hal yang baik. Saya sering memberi tugas yang bisa dilakukan bersama-sama, misal membersihkan kamar tidur bersama-sama, mencuci piring dengan pembagian tugas si kakak menyabuni dan adik membilas dan tugas rumah tangga lainnya.

Saya pun tidak lupa untuk letakkan rak piring sebagai tempat untuk mengeringkan piring yang sudah selesai di cuci  yang nantinya tugas sayalah untuk meletakkannya di kabinet atas. Selain agar makin kompak antara saudara, hal ini juga berkaitan dalam kerjasama dengan orang lain, dapat bekerja dengan tim dan sikap saling menghargai. Sehingga kelak anak menjadi orang yang sukses.

3. Belajar menghargai

Dengan mengajak anak-anak untuk membantu pekerjaan rumah, kita juga melatih mereka untuk menghargai pekerjaan orang lain. Dan dalam hal ini ibunya yang setiap hari sudah mengerjakan pekerjaan rumah tangga, rasa empati akan muncul saat mereka sedang mengerjakan suatu pekerjaan rumah.

Tidak akan sulit untuk membangun rasa empati ke anak-anak jika dirumah sudah terdapat furnitur yang tepat, seperti menyediakan Domo multipurpose rack yang bisa digunakan sebagai tempat meletakkan buku-buku favorit anak atau sebagai area tempat mereka bisa memajang mainan kesukaan mereka.

Anda pun bisa sambil menjelaskan betapa sedihnya jika melihat buku-buku yang berserakan setelah mereka membacanya, sambil mengajak anak-anak untuk ikut mengembalikan buku-buku tersebut pada tempatnya. Jangan lupa juga untuk tetap memberikan pujian secukupnya agar anak merasa apa yang mereka lakukan berdampak baik untuk orang lain. Diharapkan kelak mereka dapat belajar untuk berempati terhadap kesusahan orang lain dan ringan tangan dalam membantu meringankan pekerjaan orang lain.

4. Belajar mengeksplorasi kemampuan diri sendiri

Saya suka sekali memberikan tugas yang bervarian ke anak-anak saya, hal ini agar mereka mengenal kemampuan diri mereka sendiri. Saat pertama kali memberikan tugas mencuci baju ke kakak yang berumur 11 tahun, dia menolak keras dengan alasan tidak bisa.

Padahal belum mencoba tapi sudah menyerah duluan, saya pun coba memberi motivasi dengan menemani kakak di setiap langkah-langkahnya dan terus memberikan tips dan trik saat mencuci baju. Saya juga menahan diri untuk tidak mengkritik agar dia tetap percaya diri dan tidak berkecil hati.

Pada akhirnya tanpa saya dampingi, si kakak pun bisa mencuci baju sendiri. Walau masih juga bertanya, tapi setidaknya dia mulai percaya diri akan kemampuannya sendiri. Diharapkan kelak dia berani untuk mencoba hal-hal baru yang bisa menambah pengetahuan dan keterampilan dirinya.

5. Aktivitas fisik untuk kesehatan otak

Disaat anak-anak harus belajar online kembali, ruang gerak mereka makin terbatas. Anak-anak yang biasanya bisa bermain, olahraga di sekolah, dan beraktivitas di luar ruangan bersama teman, menjadi harus di dalam rumah setiap hari. Padahal menurut Pusat Pengendali dan Pencegahan Penyakit merekomendasikan agar anak-anak melakukan aktivitas fisik setidaknya 60 menit setiap harinya.

Dengan melakukan pekerjaan rumah tangga, Anda juga “memaksa” mereka untuk bergerak. Mereka yang setiap hari bergelut dengan gadget, pasti sedikit sekali bergerak. Pekerjaan rumah yang cocok untuk dilakukan adalah menyiram tanaman, menyapu halaman, vacuum karpet, menyapu dan mengepel lantai, atau membersikan meja belajar.

Meja belajar seperti Domo writing desk CSD-5139 cocok sekali untuk meja belajar anak, Anda bisa mengingatkan anak kapan waktu terbaik mengelap, menyusun kembali atau merapikan isi laci. Atau Anda juga bisa membuat penjadwalan yang telah disepakati antara Anda dan anak. Sistem penjadwalan ini tidak hanya berlaku untuk membersihkan meja belajar tapi bisa untuk seluruh rumah agar rumah selalu dalam kondisi rapi, jangan lupa untuk mendiskusikan dahulu dengan seluruh keluarga.

Tips Agar Rumah Selalu Terlihat Bersih & Sistem Penjadwalannya

Selain baik untuk kesehatan tulang dan tumbuh kembang anak, aktivitas tubuh ini ternyata berhubungan erat juga dengan perkembangan otak anak, seperti dapat meningkatkan kemampuan anak dalam membaca dan menulis.

Setelah mengetahui manfaatnya untuk anak-anak, tugas orang tua adalah mengarahkan, bertindak tegas dan berkomitmen. Berikan tugas yang sekiranya mampu dilakukan oleh anak dan tidak terlalu berat, bila perlu tanyakan tugas rumah tangga apa yang anak ingin lakukan tanpa memaksa. Jika anak belum bisa menentukan tugas rumah tangga apa yang ingin dilakukan, Anda bisa menentukan tugas rumah tangga dengan cara sistem arisan dengan isi tugas mingguan yang sesuai dengan umur anak.

Lakukan secara bersama-sama pada awalnya untuk memberikan mereka contoh bagaimana mengerjakan sampai anak dapat melakukannya sendiri dan tahan diri Anda untuk tidak langsung menghakimi apalagi mengkritik hasil kerja mereka. Hindari kata “lambat sekali”, “masih kotor ini” dan atau kata-kata yang tidak sedap di telinga mereka, ganti kata-kata negatif menjadi kata-kata yang memberikan semangat dan motivasi.

Jika Anda terlalu keras mengkritik atau bahkan menjatuhkan mereka, hal ini akan membuat anak semakin menolak bahkan menghindari diajak untuk melakukan pekerjaan rumah tangga. Jangan pula mematok ekspektasi yang terlalu tinggi ke anak-anak, karena hal ini akan membebani anak dan membuat pekerjaan yang dilakukan anak menjadi lebih sulit atau bahkan jadi tidak maksimal.

Dan akan lebih baik jika anak-anak tidak selalu diiming-imingi dengan uang saku setiap kali menyelesaikan pekerjaan rumah tangganya atau menjadikan pekerjaan rumah tangga sebagai hukuman. Tapi Anda perlu menanamkan rasa tanggung jawab sebagai bagian dari anggota keluarga yang tinggal di rumah yang sama. Jadi mereka juga harus merasa risih saat melihat rumah belum disapu atau melihat piring yang menumpuk.

Sumber :