Pertama kali anak pertama saya mencoba puasa sekitar usia 5 tahun dan itu hanya dijalankan setengah hari saja. Ia ikut sahur dan menjalankan puasa, kemudian berbuka puasa di jam 12 siang kemudian lanjut berpuasa lagi sampai maghrib. Alhamdulilah, kini diusianya yang sudah 9 tahun, si kakak sudah mampu dan tidak perlu dibujuk rayu agar mau berpuasa satu hari penuh.
Kegiatan anak-anak sekolah seperti anak saya ini umumnya sudah cukup padat, mulai dari ujian sekolah, kursus matematika, kegiatan keagamaan, dan aktivitas lainnya. Apalagi mereka masih dalam masa pertumbuhan, sehingga saya harus benar-benar memikirkan cara agar asupan nutrisinya tercukupi. Saya pun harus memastikan kondisi kesehatan si kecil agar selalu fit dan sehat selama bulan Ramadan ini. Sebagai orang tua, berikut ini beberapa hal penting yang harus Anda perhatikan apabila si kecil ingin berpuasa :
1. Cukupi kalori dan nutrisinya
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anak yang berpuasa harus terpenuhi kebutuhan karbohidrat, vitamin, mineral, protein dan juga lemak. Saat sahur, beri anak makanan yang mengandung indeks glikemik rendah, seperti kacang hijau, oatmeal, roti gandum, ubi, beras merah, pisang, jeruk serta lauk pauk nabati.
Lalu saat berbuka, beri anak makanan yang manis dan tidak terlalu berat terlebih dahulu. Anda bisa memberikan agar-agar atau kolak pisang sebagai makanan pembuka agar pencernaan anak tidak terganggu. Selain makanan-makanan ini ramah di perut anak, memakan makanan yang ringan dan mengandung tinggi serat sangat baik karena membuat pencernaan anak menjadi lebih sehat dan tidak kesulitan saat akan buang air besar.
2. Cukupi cairan yang masuk
Pastikan anak mencukupi asupan cairannya agar anak tidak mengalami dehidrasi. Anak yang dehidrasi akan terlihat dari bibirnya yang terlihat pecah-pecah dan kering. Penuhi kebutuhan cairan anak sebanyak 8 gelas air mineral dalam sehari yaitu dengan cara memberikan 2 gelas saat berbuka, 4 gelas di malam hari dan 2 gelas di saat sahur.
Selain air mineral, Anda juga bisa memberikan anak jus buah atau buah yang banyak mengandung air. Selain itu, Anda bisa memberikan susu setelah selesai makan sahur. Selain untuk memenuhi asupan cairan pada tubuh, susu mengandung nutrisi yang cukup lengkap, seperti lemak, kalori, vitamin, protein dan juga mineral esensial yang sangat dibutuhkan anak.
3. Tetap beraktivitas
Saat berpuasa, anak terkadang sangat malas untuk beraktivitas dengan alasan haus, lapar dan capek. Biarkan tubuh anak tetap beraktivitas dengan bergerak yang aktivitasnya cenderung ringan, karena dapat membuat badan menjadi lebih segar dan membuat tidur lebih nyenyak.
Temukan inspirasi ramadhan terbaru di sini
- Food Preparation Seminggu untuk Olahan Frozen Food
- Cara Memilih Ukuran Koper dan Jenisnya Sesuai Kebutuhan
- Model Gamis Remaja Terbaru 2024 Simple & Elegan
- Model Baju Koko Lengan Panjang Terbaru 2024
- Model Gamis yang Cocok untuk Orang Gemuk Terbaru 2024
- 7 Resep Sederhana untuk Menu Buka Puasa dan Sahur dengan Air Fryer
- Rekomendasi Baju Tunik Wanita Muslimah 2024
- Model Baju Gamis Anak Perempuan Terbaru 2024
- Yuk, Menyusun Menu Sahur Keluarga untuk Sebulan
- Rekomendasi Sarden dan Makanan Instan untuk Menu Sahur Simple
- 7 Resep Ayam Sederhana untuk Menu Buka Puasa yang Enak
- 7 Resep Menu Sahur dengan Rice Cooker yang Sehat dan Simple
- Tips Menyiapkan Menu Buka Puasa & Sahur Praktis dan Resepnya
- 5 Hal Penting yang Perlu Disiapkan untuk Menyambut Ramadhan
- Aktifitas Ramadhan Tetap Bermakna Selama Di Rumah Saja
- Mempersiapkan Puasa Di Tengah Wabah
- 5 Makanan untuk Menjaga Kesehatan Lambung Selama Puasa Ramadan
- Tips Menghilangkan Bau Mulut Saat Puasa
- Menjaga Kesehatan Anak Selama Berpuasa di Bulan Ramadan
- Saat Hamil Bisa Puasa Gak Ya?
- Rencanakan Bulan Ramadhan Anda dengan Baik
- Aktivitas Khas Bulan Ramadan di Indonesia
- Tips Hemat Di Bulan Ramadhan
- 7 Menu Makan Sahur Yang Bikin Kenyang Tahan Lama
- 5 Jenis Makanan Yang Cocok Dikonsumsi Saat Sahur
- Yuk, Simak Tips-tips Menyusun Menu Sahur Sehat
4. Tambahan vitamin jika perlu
Saya termasuk orang tua yang tidak terlalu “mendewakan” vitamin dan suplemen makanan untuk anak. Saya lebih memilih untuk memberikan anak sumber vitaminnya langsung seperti dari buah-buahan dan sayur-sayuran. Namun begitu, ada kondisi yang mengharuskan saya memberi vitamin kepada anak, contohnya saat wabah cacar sedang melanda sekolahnya. Anak saya tetap mengonsumsi vitamin agar tubuhnya tetap fit dan terhindar dari cacar, meski pada akhirnya ia tetap terjangkit cacar karena kondisinya yang sedang cukup lemah. Asupan vitamin yang didapat dari sayuran saja juga masih sangat kurang sehingga dirasa akan lebih baik jika diimbangi dengan tambahan suplemen. Vitamin anak yang cocok dengan anak-anak saya saat ini adalah Imboost dan Stimuno untuk mempertahankan daya tahan tubuh. Suplemen makanan lainnya dapat Anda temukan promo-promo hematnya disini.
Yuk bagikan cerita Anda dalam menjaga kesehatan anak selama menjalankan ibadah puasa di kolom komentar di bawah ini dan tetap semangat ya dalam menunaikan ibadah puasa bersama keluarga.
Sumber :
//klikdokter.com/rubrik/read/2699593/menjaga-asupan-gizi-anak-saat-puasa