Suami dan Istri Bekerja di Tempat yang Sama, Mungkinkah?

Saat pasangan suami istri memutuskan bekerja di bawah atap yang sama, tentu akan terasa canggung jika tidak ada kesepakatan di antara mereka berdua. Baik bekerja sebagai sesama karyawan, atau bekerja sebagai satu tim di perusahaan sendiri, atau sebagai antara atasan dan bawahan. Kebanyakan pasangan sangat menghindari posisi seperti ini, karena jika tidak di manage dengan baik bisa mempengaruhi hubungan suami istri di rumah.

Saat ini saya sedang menjalankan kondisi seperti ini bersama suami. Selain bekerja sebagai content writer, saya juga bekerja sama dengan suami saya yang merupakan seorang kontraktor. Job description saya masih belum cukup jelas dikarenakan perusahaan yang dibangun suami terbilang masih sangat baru. Sehingga hampir banyak tugas saya yang kerjakan, mulai dari menjadi sekretaris, mengatur keuangan, marketing, dan lain-lain.

Nah, di bawah ini saya akan membagikan tips jika diantara Anda sebagai suami-istri bekerja dalam satu tempat yang sama. Beberapa tips ini juga saya dapatkan dari beberapa teman yang mengalami hal sama, sehingga tetap bisa menjaga hubungan suami istri dengan baik dan hubungan sebagai rekan kerja tetap solid.

1. Membuat batasan

Sumber : New Harbinger Publications

Saya dan suami sudah menentukan jam kerja bersama yaitu mengikuti jam kerja kantor pada umumnya mulai dari pukul 08.00-16.00 WIB. Selain itu tidak bekerja di luar jam kantor, apalagi di hari libur, agar pikiran tetap segar dan mengurangi stress.

2. Tidak membawa urusan kerjaan ke kamar tidur

Sumber : shutterstock.com

Saat penawaran tidak diterima, jangan terus-terusan dibahas sampai ke kamar tidur ya.. Tidur malam adalah waktunya pikiran untuk beristirahat. Ditambah lagi sebagai momen untuk melakukan percakapan ringan agar tidur Anda dan pasangan semakin berkualitas dan menyambut hari esok menjadi lebih baik.

3. Tepat dalam memposisikan diri

Saat menjadi istri jadilah istri, saat menjadi rekan kerja jadilah rekan kerja profesional yang mendukung pasangan. Perlunya saling menjaga wibawa pasangan di depan orang lain, saling menghargai pendapat dan keputusan jika memang ada perbedaan pandangan. Jika terjadi, sampaikan pandangan Anda dengan kata-kata yang jelas, posisikan diri sebagai sesama rekan kerja yang menjunjung profesionalitas. Cukup sulit bagi saya di awal ketika bergabung dalam pekerjaan suami, karena saya masih menganggap suami sebagai sosok kepala keluarga bukan sebagai rekan kerja. 

4. Jaga komunikasi 

Sumber : freepik.com

Jagalah komunikasi antara Anda dan pasangan agar tidak ada salah paham apalagi salah dalam mengambil keputusan. Jangan karena Anda merasa mengenal suami dengan sangat baik, lalu Anda mengambil keputusan sendiri yang seharusnya diputuskan bersama.

Dengan mengambil keputusan secara sepihak dapat melukai perasaan pasangan. Anda harus selalu mendiskusikan setiap langkah yang akan diambil jika hal itu berhubungan dengan perusahaan atau pekerjaan. Karena profesionalisme perusahaan bisa dipertanyakan jika keputusan yang diambil tidak sesuai dengan visi misi perusahaan atau malah akan merusak reputasi perusahaan tersebut.

5. Profesional

Sumber : freepik.com

Jangan baper atau selalu terbawa perasaan! Terkadang sebagai seorang pemimpin, suami harus tegas dan tidak pandang bulu apalagi jika kita melakukan kesalahan. Saat saya melakukan kesalahan, suami akan to the point menegur saya, seperti pimpinan menegur karyawannya pada umumnya. Tidak mengharapkan diperlakukan seperti karyawan kesayangan hanya karena Anda adalah istrinya... jadi be professional.

Semoga beberapa tips ini dapat membantu Bunda-Bunda jika mengalami hal yang sama. Jangan sampai niat kita yang awalnya ingin membantu pekerjaan suami akhirnya malah membuat hubungan suami istri menjadi rusak.