Mindfulness, Mengembangkan Potensi Anak Tanpa Tekanan

Menurut praktisioner mindfulness, Adjie Santosoputro, mindfulness berarti melatih pikiran agar sadar penuh hadir utuh di saat ini tanpa menghakimi. Dalam kata sederhananya mindfulness memberikan sugesti dalam diri saat tubuh berada di saat ini maka pikiran juga beristirahat di waktu ini pula. Bukan berarti saat tubuh berada di waktu sekarang, namun pikiran melamun ke masa lalu atau ke masa depan. Masih banyak yang belum memahami hal ini, begitu pula orangtua. Bahwa anggapan mindfulness bukanlah sesuatu yang penting terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Mengapa demikian? Sebab kebanyakan orangtua berpikir bahwa anak belum memiliki masa lalu yang bisa dijadikan gambaran untuk melangkah di masa depan. Sehingga para orangtua berpikir untuk mempersiapkan masa depan anak sebaik dan sesempurna mungkin sejak dini.

Man Standing Beside His Wife Teaching Their Child How to Ride Bicycle
Sumber: pexels.com

Kebanyakan orangtua berpikir bahwa mereka sudah bekerjasama dengan anaknya untuk meraih masa depan yang lebih baik. Kerjasama tersebut digambarkan seperti orangtua bertanggungjawab mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya dan anak bertugas untuk mengikuti semua kegiatan pembelajaran yang sudah dibiayai oleh mereka. Baik les musik, menari, olahraga, Bahasa dan berbagai jenis les lainnya diluar jadwal belajar anak di sekolah. Namun benarkah itu adalah kerjasama yang baik? Mari simak penjelasan berikut ini.

Kesehatan Mental, Kunci Berjalannya Aktivitas Tepat Sasaran

Masa Lalu Orangtua adalah Milik Orangtua

Grayscale Photography of Girl Holding Plush Toy

sumber: Pexels.com

Anda mungkin mengetahui bahwa anak memang belum memiliki masa lalu untuk dijadikan bahan pembelajaran pada masa kini. Tapi sadarkah Anda, bahwa justru masa lalu Anda yang berperan disini? Sebagai orangtua, Anda merasa perlu mengarahkan anak agar tidak mengulang kesalahan seperti yang pernah Anda lewati. 

Percayalah, itu adalah masa lalu Anda sebagai orangtua. Tidak adil rasanya jika Anda menggunakan alasan itu untuk memaksa anak mengikuti apa yang Anda inginkan. Hal ini hanya akan membuat anak Anda merasa tertekan. Akibatnya anak Anda kehilangan masa kanak-kanak seutuhnya.

Indian, Child, People, Kid, Children
Sumber: pixabay.com

Anda bisa menghindari masalah ini dengan menanyakan kepada anak Anda hal yang sebenarnya dia sukai untuk dilakukan. Anak akan merasa lebih diperlakukan adil oleh Anda. Sebanyak apapun kegiatan yang diserahkan kepadanya, dia akan melakukannya dengan tidak terbebani.

Masa Depan Anak

Child With Woman Holding Map

sumber: pexels.com

Hanya karena anak Anda tidak menyukai satu kursus atau les, bukan berarti kegiatan yang Anda rancang untuk mereka tidak berguna. Anda tidak bisa menyerahkan kekuasaan sepenuhnya pada anak untuk menentukan apa yang ingin dilakukannya. Tentu anak akan memilih hal yang menurutnya menarik. 

Father, Son, Walk, Child, Boy, Family

sumber: pixabay.com

Diskusi kembali menjadi sebuah treatment yang tepat untuk Anda dan anak Anda, lakukan dalam menentukan kegiatan yang akan dijalaninya. Biarkan anak memilih dia akan menjadi sosok seperti apa, lalu tugas Anda selanjutnya memberikan arahan langkah apa yang perlu diambilnya. Anak Anda akan percaya bahwa dia sedang dalam proses tumbuh menjadi lebih baik.

Pada akhirnya, setelah menginjak usia dewasa anak akan menyadari bahwa kemampuan setiap orang memang berbeda. Dia mungkin tidak bisa seperti idolanya secara persis, namun dia sudah mengerjakan tanggungjawabnya tanpa tekanan sedikitpun. Ini bukanlah sebuah proses menipu anak, melainkan memberitahu mereka bahwa untuk menjadi apa yang mereka inginkan diperlukan usaha yang tidak sedikit dan pengorbanan pada berbagai sisi.

Masa Kini Melibatkan Orangtua dan Anak

Man and Boy Standing on Bridge

Sumber: pexels.com

Jika Anda dan anak sudah berada pada tujuan yang sama maka tidak sulit untuk melangkah bersama tanpa tekanan. Anak akan dengan senang hati mengikuti setiap kegiatan pasca kegiatan belajar di sekolah pada kondisi saat ini. Meskipun sebenarnya dia belum tahu untuk apa melakukan semua arahan orangtuanya. Namun begitu, anak akan menjalaninya tanpa beban. Anak tetap memiliki waktu bermain sesuai dengan masa pertumbuhannya, tanpa harus Anda paksa untuk belajar, karena anak sudah berada dalam rel yang tepat.

Baca Juga : Suami dan Istri Bekerja di Tempat yang Sama, Mungkinkah?

Menjadi seorang teman untuk anak dalam melakukan semua kegiatannya juga bermanfaat untuk kesehatan mental. Menyempatkan waktu untuk bermain dan mendengarkan keluh kesah anak dalam pelaksanaan kegiatan sehari-harinya, akan membuat Anda memiliki gambaran untuk langkah selanjutnya yang akan Anda tempuh apabila dalam proses tersebut terdapat missed.

Kids, Cry, People, Crying, Children

Sumber: pexels.com

Missed yang dimaksud adalah bisa saja anak Anda menyukai les Bahasa asing, namun ia jadi malas mengikutinya karena teman satu kelasnya yang usil dan suka mengganggu. Anda harus segera memberitahukannya kepada guru pembimbing lesnya untuk membantu mengatasi masalah tersebut. Anda tidak disarankan untuk koordinasi langsung dengan orangtua teman anak Anda, karena ini justru akan semakin memperkeruh keadaan. 

Semoga informasi diatas bermanfaat bagi Anda mengenai mindfulness. Jika Anda memiliki informasi lainnya, mari saling berbagi kepada orangtua yang lainnya dalam kolom komentar di bawah ini.

Sumber:

  1. https://www.alodokter.com/mengenali-ciri-ciri-stres-berat-dan-cara-mengatasinya
  2. https://darmawanaji.com/