Susu Formula Organik vs Susu Formula Konvensional untuk Bayi

Having a baby is a life-changer. It gives you a whole other perspective on why you wake up every day.” — Taylor Hanson

Wow ungkapan di atas, benar-benar kita rasakan apalagi saat anak pertama kita lahir. Seorang bayi mengubah kehidupan seorang ibu, bahkan seluruh keluarganya, memberi perspektif baru, harapan baru dan kebahagiaan yang baru setiap hari. Tentunya kita selalu ingin memberikan yang terbaik untuk bayi kita. Yang pertama tentu adalah asupan susunya. Apakah Bunda menyusui dengan ASI sendiri, ataukah karena sesuatu hal sekarang beralih ke susu bayi formula?

Nestle Nutrition

Diskon Hingga 25% + Voucher Hingga 85rb

ASI adalah yang terbaik, hal ini sudah tidak diragukan lagi. Namun tidak semua ibu dapat memberikan ASI untuk bayinya karena berbagai alasan medis maupun non medis. Ada banyak sekali brand susu formula bayi di pasaran yang tersedia. Manakah yang terbaik dan paling cocok untuk bayi Anda?

Baca juga : Perbandingan Susu Formula Bayi 0-6 bulan Kelas Premium Terbaik

 

Baca juga : Perbandingan Susu Formula Bayi 0-6 Bulan Kelas Ekonomis Terbaik.

 

Pilihan susu formula untuk si kecil

Tentunya yang terbaik dan paling cocok untuk bayi Anda belum tentu yang termahal. Hal ini tergantung dari banyak faktor seperti apakah bayi Anda hanya sementara waktu saja bergantung pada susu formula atau bayi akan minum susu formula dalam jangka panjang. Selain itu tergantung juga pada besarnya anggaran Anda, apakah ada tujuan kesehatan lain yang disarankan dokter spesialis anak Anda dan lain-lain.

Seiring dengan meningkatnya kesadaran “Green Movement” mulai dari menggunakan bahan-bahan daur ulang ramah lingkungan untuk membangun rumah hingga menggunakan mobil hybrid ramah lingkungan, banyak orang yang sudah sadar lingkungan hidup dan sadar kesehatan. Dimulai dari mengubah gaya hidup mereka untuk lebih menghemat energi, menghemat sumber daya alam, melestarikan lingkungan dan bergaya hidup lebih alami, lebih sehat.

David Sandoval, pendiri dan CEO  Purium Health Products, mengatakan bahwa mengurangi makanan yang diproses dan menggantinya dengan yang organik, membantu orang tua untuk mengurangi gejala ADD (Attention Deficit Disorder) pada anak-anak. Konsumsi makanan yang berkadar gula tinggi, diproses secara kimiawi adalah salah satu faktor yang beresiko menyebabkan ADD.

Nah, bagaimana dengan asupan buah hati Bunda? Sudah adakah makanan dan minuman organik untuk bayi? Apa manfaat makanan dan minuman organik sejak usia muda? Makanan minuman organik untuk bayi ini seperti susu formula organik, bubur bayi maupun biskuit bayi organik.

Apa sih susu formula dan rekomendasinya?

Susu formula bayi organik sendiri masih terbatas di Indonesia. Brand-brand yang ada seperti ARLA Baby & Me Organic 0 – 6 bulan (Denmark), Bellamy’s Organic Infant Formula 0 – 6 bulan (Australia) dan Topfer Lactana Organic Infant Formula 0 – 6 bulan (Jerman). Jauh berbeda dengan alternatif susu formula yang non-organik (konvensional).

Informasi mengenai susu formula organik ini juga masih sangat sedikit dan harganya secara umum lebih tinggi dibanding susu formula konvensional. Banyak pertanyaan yang timbul jika Bunda ingin mempertimbangkan susu formula organik ini. Apalagi kebanyakan produk susu formula organik ini berasal dari luar negeri, bagaimana dengan jaminan kehalalannya? Bagaimana proses produksinya? Apakah pakan sapi perahnya berkualitas? Tentu masih banyak pertanyaan lainnya.

Bunda harus secara cermat mempelajari terlebih dahulu apa kelebihan susu formula organik ini dan apakah kelebihan-kelebihan ini memang sesuai atau cocok dengan kebutuhan bayi Bunda.

Keunggulan Susu Formula Organik dibanding Susu Formula Konvensional

Sumber : https://www.freepik.com/

 

1. Tidak mengandung racun, bahan-bahan kimia sintetis

Pada bayi, sistem organ tubuhnya masih bertumbuh, sehingga lebih rentan jika harus berhadapan dengan bahan-bahan kimia dan polusi lingkungan. Racun-racun ini belum dapat diproses dengan sempurna oleh tubuh bayi. Sehingga nantinya dapat menimbulkan masalah kesehatan di kemudian hari seperti alergi, kelainan sistem kekebalan tubuh dan potensi kelainan fungsi kognitif.

Bahan kimiawi berdampak lebih buruk pada anak-anak daripada dewasa.1

Pada umumnya bahan kimiawi seperti pestisida digunakan di pertanian konvensional untuk melindungi buah-buahan dan sayuran dari hama. Jejak-jejak racun kimiawi banyak ditemukan di makanan kita. Sebuah studi USDA, dalam 10.000 buah-buahan dan sayuran, residu pestisida masih ditemukan di 75% kasus.Ini pun setelah bahan makanan dicuci dan dikupas.

Beberapa studi mengkorelasikan antara pestisida dengan dampak buruk terhadap kesehatan. The American Academy Paediatricians mengatakan bahwa makanan dengan residu pestisida yang tinggi dapat menyebabkan komplikasi kesehatan kronik pada anak-anak, termasuk cacat dan masalah perilaku seperti ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder).3

Sumber : https://www.freepik.com/

 

2. Nutrisi yang diperoleh secara alami

Susu organik mengandung 40-60% asam lemak Omega 3 daripada susu biasa.4 5 Karena sapi organik bergerak bebas di alam dan makan rumput dan jerami organik, jagung, kedelai dan gandum non GMO (Genetically Modified Organism). Anak-anak mendapatkan Omega 3 melalui minyak salmon, makarel dan biji-bijian seperti chia dan flaxseed.6 Untuk bayi, yang termudah adalah melalui susu. Karena proses pembuatan susu dilakukan secara organik, nutrisi yang dihasilkan juga diperoleh secara alami dari sapi, atau tidak perlu diberi zat tambahan karena nutrisi sudah kaya dan lengkap. Nutrisi lainnya adalah vitamin A-C-D yang esensial diperlukan bagi bayi.

 

Sumber : https://www.shutterstock.com/

 

3. Bahan-bahan organik dikontrol secara ketat dan bersertifikasi

Label makanan seperti “100% alami, natural, sehat, eco-friendly, superfood” tidak memiliki definisi maupun standar yang jelas. Jadi kemungkinan hanya strategi pemasaran yang hebat saja.

Namun tidak demikian halnya dengan organik. Ada beberapa peraturan yang sudah terdefinisi dengan jelas bahwa makanan diproduksi secara alami, tanpa proses maupun pupuk sintetis yang tidak ada jalan singkat.  Butuh bertahun-tahun, atau paling singkat 3 tahun untuk mengubah pertanian biasa menjadi organik bersertifikat karena butuh waktu lama untuk membuang semua racun-racun kimiawi yang sebelumnya ada. Karena inilah maka hanya 1% dari pertanian di dunia ini yang bersertifikasi organik.7

Tiap produk organik diwajibkan untuk memiliki sertifikasi dari organisasi terkait dan ditampilkan di packaging produk. Contohnya, ARLA Baby & Me Organic, susu formula ini memiliki sertifikasi organik dari Eropa dan Sertifikat Organik Indonesia. Pada saat ini, hanya ARLA Baby & Me Organic yang telah terdaftar dan bersertifikat Halal juga dari MUI.

Bellamy’s Organic Infant Formula memiliki sertifikasi organik dari Australia dan Cina, serta sertifikasi halal dari ICCV (Australia). Sedangkan untuk Topfer Lactana Organic Infant Formula, produk ini memiliki sertifikasi organik dari Eropa dengan International Featuring Standard for Food (IFS).

Sumber : https://www.freepik.com/

 

4. Dihasilkan dari sapi dengan cara ternak yang alami

Pada susu organik, sapi perah tidak disuntik antibiotik, hormon pertumbuhan dan tidak diberi pakan ternak yang bersifat GMO (Genetically Modified Organism). Selain itu tanah peternakan sapi tidak diberi pupuk sintetis. Proses pasteurisasi susu tidak disemprot dengan pestisida sintetis.

Pada susu non-organik, sapi perahnya diberi suntikan antibiotik yang berfungsi untuk mencegah terjadinya infeksi pada jaringan kelenjar susu. Sedangkan suntikan hormon dilakukan agar produksi susu pada sapi jadi lebih banyak. 

Sumber : https://www.shutterstock.com/

 

5. Tekstur lebih ringan

Dalam penelitian yang diterbitkan pada jurnal Biological Agriculture and Horticulture, susu organik dinilai memiliki rasa yang lebih kental dan lebih natural. Hal ini kemungkinan besar berasal dari rumput atau makanan organik yang dimakan oleh sapi perah.8 Susu ini juga memiliki tekstur yang ringan dan dinilai mirip dengan tekstur ASI.

Di samping keunggulannya, pada bayi tertentu dengan kondisi tertentu, susu organik masih memiliki potensi menyebabkan alergi atau intoleransi laktosa. Maka dari itu sangat dianjurkan untuk berkonsultasi pada dokter gizi untuk mengetahui jenis susu dan juga takaran yang dianjurkan sesuai dengan kondisi kesehatan si kecil.

Selain memberikan susu organik untuk anak Bunda, ketahui juga beberapa tips menyajikan susu yang tepat :

  1. Segera dibuang jika susu bubuk sudah mulai bergumpal,  berubah warna dan berbau.
  2. Selalu sterilkan perlengkapan yang digunakan untuk membuat susu untuk bayi Bunda.
  3. Tidak disarankan untuk menghangatkan susu dengan menggunakan microwave, karena panasnya bisa tidak merata dan bisa membahayakan mulut bayi Bunda.
  4. Jika akan menghangatkan susu, lebih baik rendam botol susu atau cangkir dengan merendam di air panas. 
  5. Selalu tuang air lebih dahulu ke dalam botol dot atau gelas agar takaran air sesuai.
  6. Gunakan sendok takar yang sudah disediakan di dalam kemasan. Jangan menambahkan susu bubuk melebihi takaran atau pun mengurangi takaran agar nutrisi yang bayi Bunda dapatkan benar-benar tepat.
  7. Selalu cuci tangan Bunda dengan sabun cuci tangan sebelum menyajikan susu untuk bayi Bunda.

Disarankan bagi Bunda untuk berkonsultasi dengan dokter anak terlebih dahulu sebelum memilih produk susu formula bagi si kecil. Produk susu formula organik bisa Anda dapatkan di toko-toko online seperti BliBli, Shoppe, Lazada, Tokopedia, Orami, dan BabyPapaya. Pantau juga promo-promo yang suka mereka adakan ya!

Nah, sekarang Bunda sudah mempunyai sedikit pengetahuan tentang perbedaan susu formula organik vs susu formula konvensional. Bunda dapat terus melakukan riset untuk menambah pengetahuan tentang gaya hidup sehat yang alami dan masih banyak lagi.  Adakah info-info lain yang Bunda perlukan? Silakan berkomentar, bertanya atau berdiskusi bersama kami di sini.

Sumber :

ARLA Baby & Me Organic 0 – 6 bulan

BellamysOrganic

1National Research Council (US) Committee on Pesticides in the Diets of Infants and Children, National Academies Press, 1993. Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK236275/

2United States Department of Agriculture (USDA), Pesticide Data program Annual Summary, 2015 Available at: https://www.ams.usda.gov/sites/default/files/media/2015PDPAnnualSummary.pdf

3Roberts JR, Karr CK, (2012) American Academy of Pediatrics, Council on Environmental Health Technical report—pesticide exposure in children. Pediatrics. 130(6)

4Srednicka-Tober et al. (2016) Higher PUFA and omega-3 PUFA, CLA, a-tocopherol and iron, but lower iodine and selenium concentrations in organic bovine milk: A systematic literature review and meta- and redundancy analysis”.  British Journal of Nutrition 115(6):1043-60

5Benbrook CM et al. (2013) Organic Production Enhances Milk Nutritional Quality by Shifting Fatty Acid Composition: A United States–Wide, 18-Month Study. PLOS

6Meyer, BJ et al. (2016) Australians are not Meeting the Recommended Intakes for Omega-3 Long Chain Polyunsaturated Fatty Acids: Results of an Analysis from the 2011–2012 National Nutrition and Physical Activity Survey, Nutrients, 8(3): 111

7The World of Organic Agriculture, Statistics and Emerging Trends, 2017, FiBL, IFOAM Available at: https://shop.fibl.org/CHen/mwdownloads/download/link/id/785/?ref=1

8Comparison of Organic and Conventional Raw Milk Quality in The Netherlands. Available at: https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/01448765.2008.9755070?needAccess=true